Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 14 Mei 2021 | 19:46 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati dalam konferensi pers penangan bencana gempa Malang secara virtual, Minggu (11/4/2021). [Foto: tangkapan layar/Suara.com]

SuaraSulsel.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta 16 daerah mengantisipasi banjir dan longsor, Sabtu, 15 Mei 2021. Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah diantaranya.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan imbauan ini merujuk pada perkiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 16 daerah akan diguyur hujan deras dengan intensitas sedang hingga lebat, esok hari.

"Kami imbau kepada seluruh pemangku kebijakan di daerah baik Gubernur hingga RT dan RW dan masyarakat untuk waspada dan siaga," kata Raditya, Kamis, 14 Mei 2021.

16 provinsi yang dimaksud termasuk diantaranya Sulawesi Selatan. Selain itu, ada Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten dan Bangka Belitung.

Baca Juga: Kemensos Santuni 12 Ahli Waris Korban Longsor di Tapanuli Selatan

Kemudian, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. Statusnya kata Raditya dalam waspada.

"16 daerah tersebut berpotensi banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dipicu oleh cuaca," tuturnya.

Sejak kemarin, kata Raditya, sejumlah daerah sudah melaporkan banjir di daerahnya. Termasuk di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Kepala Sub Bagian BMKG Wilayah IV Makassar Siswanto menambahkan sebagian wilayah di Sulawesi Selatan berpotensi diguyur hujan lebat, Sabtu esok. Kondisi diperkirakan terjadi hingga 16 Mei 2021.

"Hujan lebat dapat disertai angin kencang dan petir. Diperkirakan terjadi hingga 16 Mei," kata Siswanto.

Baca Juga: Lebih 400 Ribu Warga Sulsel Sudah Disuntik Vaksin Covid-19

Kondisi ini diakibatkan oleh sirkulasi Siklonik yang terpantau di sebelah utara Kepulauan Sangihe dan Talaud dan di utara Papua yang membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang dari utara Kepulauan Sangihe dan Talaud, perairan utara Halmahera, hingga utara Papua.

Sirkulasi siklonik tersebut juga membentuk daerah belokan angin yang memanjang dari Kep. Sangihe dan Talaud, Maluku Utara, Papua Barat hingga Papua bagian tengah.

Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik, di sepanjang daerah konfluensi serta di sepanjang daerah belokan angin tersebut.

Tinggi gelombang di perairan Makassar juga jadi perlu diwaspadai. Kata Siswanto gelombang menunjukkan angka 1,25 hingga 2,5 meter. Cukup berbahaya bagi kapal nelayan ataupun penyebrangan.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More