Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 06 Mei 2021 | 22:04 WIB
Ilustrasi salat [Shutterstock]

SuaraSulsel.id - Media sosial dipenuhi dengan informasi terkait datangnya malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Malam mulia dan penuh ampunan.

Sejumlah warganet yakin malam ganjil ke 25 Ramadhan ini Lailatul Qadar akan turun. Karena bertepatan dengan malam Jumat.

Berikut unggahan salah satu netizen :

PENTING....

Baca Juga: Pro Kontra Ceramah Ustaz Yusuf Mansur: Nggak Mudik Dapat Lailatul Qadar

Sebentar malam, malam ke 25 Ramadhan, salah satu malam yang berpeluang besar terjadi Lailatul Qadar. Juga bertepatan dengan malam Jumat.

Maka mari menyiapkan ibadah-ibadah yang akan dilakukan (sholat, sedekah terbaik, tilawah, doa dll) dan khususnya membaca surah Al Kahfi agar membaca nya pada saat malam hari.

Jangan lewat subuh agar terhitung beribadah selama 1000 bulan (30.000 malam) karena hitungan Lailatul Qadar adalah hanya sampai subuh hari.

Semoga Allah mudahkan

Postingan Netizen terkait akan turunnya malam Lailatul Qadar / [SuaraSulsel.id]

Alasan lain akan turunnya malam Lailatul Qadar, netizen mengambil sumber dari Ibnu Rajab rahimahullah.

Baca Juga: Menyambut Lailatul Qadar, Santri di Solo Membaca Al Quran Gunakan Sentir

Menukil ucapan Ibnu Hubairah rahimahullah yang mengatakan "Apabila malam Jumat bertepatan dengan malam ganjil, maka peluangnya lebih besar terjadi Lailatul Qadr daripada malam yang lain"

Mengutip dari Muhammadiyah.or.id, memasuki 10 hari terakhir bulan suci Ramadan, umat muslim dihimbau untuk mempergiat kegiatan ibadah dan taqarrub kepada Allah.

Rasulullah sendiri telah memberikan contoh bagaimana mengisi sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sesuai dengan hadis dari Ibunda ‘Aisyah yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Abu Dawud yang berbunyi,

“Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam ketika masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.“

Menurut Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Agus Tri Sundani, makna ‘mengencangkan kain bawahnya’ dalam hadis tersebut adalah isyarat simbolik bahwa Rasulullah bersungguh-sungguh dan tekun melaksanakan ibadah.

“Kenapa hal itu dilakukan? Paling tidak kalau kita cermati ada dua pendorong. Bahwa 10 hari terakhir ini merupakan isyarat bahwa sebentar lagi Ramadan akan meninggalkan kita semua. Dan di akhir Ramadan itu ada Lailatul Qadar di mana Allah akan melipatgandakan bagi orang-orang yang beribadah pada-Nya,” tutur Agus, Selasa (4/5).

“Kedua, Rasulullah juga menghidupkan malam-malam Ramadan dengan qiyamulail dan baca Al-Qur’an dan juga Rasulullah membangunkan keluarganya untuk beribadah agar seluruh anggota keluarga masuk surga semua,”

Selain melaksanakan qiyamul lail, 10 hari terakhir bulan Ramadan juga sepatutnya diisi dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an. Sebagaimana yang juga dilakukan Rasulullah bersama Malaikat Jibril untuk saling memperdengarkan bacaan Al-Qur’an.

“Bahkan dalam qiyamul lail bacaannya juga lebih panjang. Itu menunjukkan keseriusan Rasulullah dalam menghidupkan malam-malam terakhir bulan Ramadan,” imbuh Agus.

“Jadi Ramadan tidak diakhiri dengan kendor dalam beribadah tetapi justru gass poool dalam beribadah,” tegas Agus.

Load More