Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 02 Mei 2021 | 06:31 WIB
Muhammad Jisrah Rahman, tersangka komentar tidak sopan atau cabul terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 resmi ditahan / [telisik.id]

SuaraSulsel.id - Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi menahan Muhammad Jisrah Rahman, tersangka yang memberikan komentar tidak sopan atau cabul terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402.

Jisrah memberikan komentar tak senonoh di media sosial Facebook. Melanggar kesopanan dan kesusilaan.

"Tersangka resmi ditahan sejak Jumat (30/4/2021)," kata Kasubdit V Tipidsiber Dit Reskrimsus Polda Sultra Kompol Muhammad Fahroni, Sabtu 1 Mei 2021.

Jumat tanggal 30 April 2021, pukul 22.00 Wita, personel Subdit V Tipidsiber Polda Sultra melakukan penahanan tersangka Muhammad Jisrah Rahman, di Rutan Polda Sultra. Tersangka dikenakan pasal pidana di bidang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Baca Juga: Pesan Haru Anak Kru Nanggala-402: Jika Dermagamu Surga, Maka Tunggu Kami

Mengutip telisik.id -- jaringan suara.com, pria asal Kabupaten Konawe itu berkomentar tak senonoh soal tenggelamnya KRI Nanggala 402 dan 53 awak kapalnya yang gugur.

Fahroni menuturkan, penetapan tersangka terhadap Jisrah berdasarkan alat bukti yakni telepon genggam milik tersangka dan tangkapan layar (screenshot) terkait komentarnya di media sosial Facebook.

"Penyidik juga telah melakukan pemeriksaan saksi dan ahli, yakni ahli bahasa dan ITE, serta diperkuat dengan pemeriksaan ahli oleh Labfor di Makassar, Sulawesi Selatan," ujar Fahroni.

Sebelumnya, pada tanggal 28 April 2021, tersangka diperiksa oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari terkait komentar tak senonoh di media sosial Facebook soal gugurnya 53 awak KRI Nanggala 402.

Bahkan selain memberi komentar tak senonoh kepada para awak KRI Nanggala 402, tersangka juga berkomentar asusila kepada para istri 53 prajurit terbaik Hiu Kencana.

Baca Juga: Upaya Evakuasi KRI Nanggala-402

Lanal Kendari kemudian menyerahkan tersangka kepada Polda Sultra untuk diperiksa lebih lanjut pada Kamis (29/4/2021). Setelah dikumpulkan bukti-bukti, tersangka kemudian diterungku.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 28 Ayat (2) UU ITE terkait Ujaran Kebencian dengan ancaman hukuman 6 tahun kurungan penjara.

Load More