Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 30 April 2021 | 06:46 WIB
Munarman tiba di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya pada Selasa malam (27/4/2021) dengan dikawal oleh petugas kepolisian. [Antara/HO-istimewa]

SuaraSulsel.id - KH Muhyiddin Junaidi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengaku prihatin dengan penangkapan terhadap mantan Sekjen FPI Munarman.

Mengutip terkini.id -- jaringan Suara.com, tanggapan Muhyidddin Junaidi disampaikan ke media, Rabu 28 April 2021.

Politisi Gerindra Fadli Zon juga membagikan ulang pemberitaan terkait Munarman di mata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Muhyiddin via twitter.

Menurut Muhyiddin, penangkapan Munarman merupakan bentuk baru dari gerakan Islamofobia yang tujuannya untuk menciptakan ketakutan dan anti Islam.

Baca Juga: Terima Kasih Pak Polisi Sudah Menangkap Munarman, Eko Kuntadhi: Prestasi

“Jelas sekali penangkapan itu adalah bentuk baru dari gerakan Islam phobia yang tujuan utamanya adalah menciptakan ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan dan anti Islam,” ujar KH Muhyiddin Junaidi.

Muhyiddin juga menyampaikan jikalau terorisme, radikalisme, dan ekstremisme adalah produk musuh kaum muslim yang diprakarsai oleh Amerika dan sekutunya.

“Saat ini dunia sudah menganggap isu tersebut sudah kadaluarsa. ISIS juga diakui mereka sebagai produk hasil rekayasa mereka untuk menciptakan konflik dan menguras sumber daya kaum muslimin," sambungnya.

Pengurus MUI yang banyak menguasai informasi dunia Islam di berbagai penjuru dunia itu juga mengatakan bahwa setelah sekian lama Densus 88 sunyi tanpa aktivitas yang berarti, kini mereka tiba-tiba mulai kembali unjuk gigi.

Kendati demikian, menurut Muhyiddin, masyarakat kini sudah tak lagi percaya dengan manuver politik tersebut yang seakan musuh utama negara ini adalah terorisme saja.

Baca Juga: Kuasa Hukum Rizieq Ikut Klarifikasi Isu Video Munarman Bareng Lily Sofia

“Sementara mega korupsi, penggelapan uang negara, power abuse dan malpraktek oleh para pengelola negara ini dianggap biasa saja," paparnya.

"Begitu juga para pimpinan separatis Papua yang jelas anti NKRI dan melakukan pembunuhan dan melanggar konstitusi negara malah dibiarkan,” pungkas Muhyiddin Junaidi.

Load More