Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 10 April 2021 | 19:14 WIB
Perkampungan Mukmin An Nadzir di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

Samiruddin mengungkapkan tujuan didirikannya perkampungan Mukmin An Nadzir di Gowa, adalah karena jemaah An Nadzir tidak ingin keturunan mereka terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh dari luar.

Perkampungan Mukmin An Nadzir di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

"Agar kita tidak terkontaminasi pengaruh dari luar, terutama anak-anak kita. Kita ingin betul-betul menciptakan generasi muda yang islami," kata dia.

"Sehingga kita bebas merdeka menegakkan hukum-hukum Allah SWT dan sunah-sunah Rasullullah SAW di perkampungan kita ini," tambah Samiruddin.

Untuk jumlah jemaah An Nadzir yang bermukim di perkampungan Mukmin An Nadzir, Gowa, kata Samiruddin, kini telah mencapai sebanyak 100 KK dengan total 400 Jiwa. Luas lokasi perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa sekitar lima hektare.

Baca Juga: Jadi Ciri Khas, 3 Makanan Ini Pasti Selalu Ada Pas Ramadan

Perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa baru mulai ramai dihuni jemaah An Nadzir yang kerap menggunakan jubah hitam dan sorban yang digulung pada bagian kepala sejak tahun 2006 hingga sekarang.

"Sebenarnya sebelum sahabat-sahabat berkumpul di sini itu hanya ada sekitar 7 KK di sini sahabat yang bermukim. Lalu sahabat kita dari Palopo yang banyak hijrah ke sini dan kemudian terus berkembang. Ada yang dari Takalar, Maros, Bone, Jawa, Sumatera dan kumpul di sini. Sehingga sekarang ini ada sekitar kurang lebih 100 KK yang bermukim di sini," terang Samiruddin.

Jemaah An Nadzir di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

Samiruddin mengemukakan jumlah jemaah An Nadzir di Provinsi Sulawesi Selatan memang telah mencapai ribuan orang. Namun, yang menjadi pusat pergerakan aktivitas An Nadzir di Sulsel berada di Perkampungan Mukmin An Nadzir di Kabupaten Gowa. Kemudian di Kabupaten Palopo dan Bone.

"Sekarang juga di Palopo kita juga ada lokasi di situ sekitar dua hektare. Yang selanjutnya akan kita rintis kedepan seperti yang di Gowa ini. Bone juga sudah ada sedikit tapi belum terlalu luas," katanya.

"Kalau di kabupaten-kabupaten lain itu kadang-kadang berjalan sendiri-sendiri saja. Seperti Takalar, Bulukumba. Makassar juga banyak tapi kalau di Makassar dia ke sini saja kalau misalnya Jumatan karena agak dekat," sambung Samiruddin.

Baca Juga: Ramadan Tiba, Ingat 3 Hal Ini agar Lancar Puasa Sebulan Penuh

Cara bertahan hidup jemaah An Nadzir di Sulsel, kata Samiruddin, masih sama seperti yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Seperti bergerak di bidang pertanian dengan mengarap sawah dan kebun.

Load More