Samiruddin mengungkapkan tujuan didirikannya perkampungan Mukmin An Nadzir di Gowa, adalah karena jemaah An Nadzir tidak ingin keturunan mereka terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh dari luar.
"Agar kita tidak terkontaminasi pengaruh dari luar, terutama anak-anak kita. Kita ingin betul-betul menciptakan generasi muda yang islami," kata dia.
"Sehingga kita bebas merdeka menegakkan hukum-hukum Allah SWT dan sunah-sunah Rasullullah SAW di perkampungan kita ini," tambah Samiruddin.
Untuk jumlah jemaah An Nadzir yang bermukim di perkampungan Mukmin An Nadzir, Gowa, kata Samiruddin, kini telah mencapai sebanyak 100 KK dengan total 400 Jiwa. Luas lokasi perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa sekitar lima hektare.
Baca Juga: Jadi Ciri Khas, 3 Makanan Ini Pasti Selalu Ada Pas Ramadan
Perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa baru mulai ramai dihuni jemaah An Nadzir yang kerap menggunakan jubah hitam dan sorban yang digulung pada bagian kepala sejak tahun 2006 hingga sekarang.
"Sebenarnya sebelum sahabat-sahabat berkumpul di sini itu hanya ada sekitar 7 KK di sini sahabat yang bermukim. Lalu sahabat kita dari Palopo yang banyak hijrah ke sini dan kemudian terus berkembang. Ada yang dari Takalar, Maros, Bone, Jawa, Sumatera dan kumpul di sini. Sehingga sekarang ini ada sekitar kurang lebih 100 KK yang bermukim di sini," terang Samiruddin.
Samiruddin mengemukakan jumlah jemaah An Nadzir di Provinsi Sulawesi Selatan memang telah mencapai ribuan orang. Namun, yang menjadi pusat pergerakan aktivitas An Nadzir di Sulsel berada di Perkampungan Mukmin An Nadzir di Kabupaten Gowa. Kemudian di Kabupaten Palopo dan Bone.
"Sekarang juga di Palopo kita juga ada lokasi di situ sekitar dua hektare. Yang selanjutnya akan kita rintis kedepan seperti yang di Gowa ini. Bone juga sudah ada sedikit tapi belum terlalu luas," katanya.
"Kalau di kabupaten-kabupaten lain itu kadang-kadang berjalan sendiri-sendiri saja. Seperti Takalar, Bulukumba. Makassar juga banyak tapi kalau di Makassar dia ke sini saja kalau misalnya Jumatan karena agak dekat," sambung Samiruddin.
Baca Juga: Ramadan Tiba, Ingat 3 Hal Ini agar Lancar Puasa Sebulan Penuh
Cara bertahan hidup jemaah An Nadzir di Sulsel, kata Samiruddin, masih sama seperti yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Seperti bergerak di bidang pertanian dengan mengarap sawah dan kebun.
Berita Terkait
-
Pertamina Sukses Penuhi Lonjakan Permintaan Energi saat Ramadan dan Idul Fitri
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Periode Satgas Ramadan Idulfitri 2025 Ditutup, Pengguna MyPertamina Meningkat
-
Pasokan Energi Aman dan Layanan Prima, Pertamina Sukses Laksanakan Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
-
Qadha Puasa Ramadan dan Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasannya
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
Terkini
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini
-
Didukung BRI, Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Sukses Jangkau Pasar Internasional
-
Bertengkar dengan Istri, Pria Ini Cari Ketenangan di Jalan Tol Makassar
-
Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin