SuaraSulsel.id - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan memetakan daerah-daerah di Tanah Air yang penduduk perempuannya rentan direkrut menjadi pelaku terorisme.
"Kami dan BNPT akan membuat data karena data penting untuk pastikan di mana wilayah-wilayah kerentanan itu terjadi," kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian PPPA Valentina Gintings dalam seminar daring bertajuk "Perlindungan Perempuan Dari Paham Terorisme dan Ekstrimisme" yang dipantau di Jakarta, Rabu 7 April 2021.
Valentina mengatakan, nantinya penduduk perempuan di daerah yang rentan tersebut akan diberikan pelatihan dan pengarahan. Untuk mencegah mereka terpapar paham radikal.
Ia menambahkan Kemen PPPA di tingkat desa telah memiliki kelompok kerja berupa Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Hingga saat ini, tercatat 1.921 desa, 342 kabupaten/ kota, dan 34 provinsi yang telah memiliki Pokja PATBM.
Baca Juga: Eks Napi Teroris Penjual Airgun ke Zakiah Aini Jadi Tersangka
Selain PATBM, juga ada pokja lainnya yakni Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Saat ini ada 156 Puspaga telah terbentuk di 12 provinsi dan 12 kabupaten/ kota.
"Kami sudah punya kelompok-kelompok masyarakat dari tingkat paling rendah seperti PATBM, Puspaga. Nanti kami mencetak mereka menjadi perempuan-perempuan pelopor perdamaian sehingga mereka menjadi garda terdepan kita untuk memastikan pencegahan di tingkat masyarakat," kata dia.
Valentina Gintings mengatakan perempuan yang menjadi pelaku aksi teror diduga telah memiliki pemahaman ekstremisme dalam pola pikirnya.
Mereka kemudian didoktrin paham radikal dalam waktu singkat oleh perekrut teror. Sehingga para perempuan ini akhirnya bersedia menjadi pelaku teror.
"Jadi mereka sudah punya paham ekstrem (pola pikir, red.) sehingga dalam jangka waktu dua jam itu memang bisa dipengaruhi. Karena keterpaparan korban yang akan direkrut ini, cara berpikirnya sudah radikal, lalu diberikan (doktrin, red.) sedikit (dalam waktu singkat, red.) saja pasti cepat masuk paham terorisme," katanya Valentina.
Baca Juga: Munarman Tantang Buktikan FPI Sarang Teroris: Jangan Main Kayu
Dalam dua peristiwa teror yang terjadi pada dua pekan terakhir, tercatat perempuan terlibat sebagai pelaku teror.
Berita Terkait
-
Drama Musikal Tentang Persahabatan Tiga Perempuan: Merayakan Keberadaan Mereka di Sekitar Kita
-
Marketplace Khusus Bisnis Perempuan: Langkah Jitu Membangun Ekosistem Usaha yang Inklusif
-
Jadi Ruang Perempuan untuk Tumbuh dan Berdampak, Women Empowerment Conference 2025 Siap Digelar
-
Kesetaraan Gender Masih Jadi Tantangan, Forum Ini Dorong Perempuan Ambil Peran Strategis
-
6 Startup Kecantikan Buatan Perempuan Indonesia yang Sedang Naik Daun
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Viral! Video Wali Kota Makassar Marah ke Pelanggar Lalu Lintas : "Bapak Gak Sekolah?"
-
Menteri Pertanian: Petani Kakao, Cengkeh, dan Kelapa Senang Kalau Krisis Ekonomi
-
Mau Sukses dan Jadi Orang Kaya? Menteri Pertanian: Hindari Kebiasaan Mengeluh
-
Haji Mabrur: Lebih dari Sekadar Ritual, Tapi Perjalanan Menyucikan Jiwa
-
Tidak Cukup Niat, Ini 3 Kemampuan Wajib Dimiliki Jemaah Haji