Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 02 April 2021 | 16:10 WIB
KMP Bontoharu direkam saat berlabuh di Pelabuhan Kasipute, Bombana, Sulawesi Tenggara / [Dokumen Telisik.id]

SuaraSulsel.id - Kapal Motor Penumpang atau KMP Bontoharu dilaporkan hilang dari pantauan radar. Setelah berlayar dari Pelabuhan Bira Bulukumba menuju Kabupaten Kepulauan Selayar.

Informasi dari Basarnas Sulsel kapal ini berangkat dari Pelabuhan Bira Bulukumba Pukul 09.00 Wita. Namun sampai sekarang belum tiba di Pelabuhan Pamatata Selayar.

Mengutip dari Selayarnews.com, General Manager Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan atau PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Selayar Adrian, mengatakan infromasi terakhir kapal berlayar di jalur timur. Guna mencari situasi yang aman.

“Info terakhir Bontoharu lewat jalur Timur untuk cari kondisi yang aman. Rute yang dilalui ke arah Sultra. Setelah itu baru turun ke Pamatata. Saya juga suruh anggota di Bira dan Pamatata untuk monitor,” ujar Adrian, Jumat 2 April 2021.

Baca Juga: Kecelakaan Kapal Penyeberangan di Tebas, Tim SAR Masih Cari Korban

Dia menambahkan, saat ini kapal masih dalam kendali kapten kapal.

"Kondisi KMP Bontoharu dalam keadaan baik. Rutenya kesana untuk cari aman,” tambah Adrian.

KMP Bontoharu yang hilang kontak membuat keluarga penumpang mulai khawatir. Karena nomor ponsel penumpang yang dihubungi juga tidak aktif.

Hingga berita ini diturunkan, Basarnar Sulsel juga masih mencari keberadaan kapal yang memiliki kapasitas penumpang 400 orang dan bisa mengangkut 22 mobil.

Sebelumnya, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar mengeluarkan peringatan dini soal ketinggian gelombang akibat cuaca buruk. Kapal diminta untuk tidak memaksakan berlayar.

Baca Juga: Pulau Lantigiang Tidak Boleh Dijual, Disewa untuk Wisata Boleh

Kepala Bidang Keselamatan Pelayaran Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar Triono mengatakan ketinggian gelombang di perairan Makassar berkisar antara 2,5 hingga 4,0 meter. Kondisi ini dinilai cukup berbahaya bagi kapal untuk berlayar.

"Kami sampaikan kepada seluruh operator kapal, nakhoda, khususnya juragan kapal tradisional yang beroperasi di Pelabuhan Paotere dan Dermaga Kayu Bangkoa agar tidak memaksakan diri untuk berlayar dulu," ujar Triono

Load More