Muhammad Yunus
Kamis, 01 April 2021 | 18:20 WIB
Kolase Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Dalam pertanyaan ‘top of mind’, Jokowi mendapat suara terbanyak 15.2%, selanjutnya Prabowo Subianto (13.4%), Ganjar Pranowo (6.1%), Anies Baswedan (5.4%), dan Sandiaga Uno (3.1%). Calon-calon lain di bawah 3%, dan yang belum tahu 44.2%.

Dalam format pertanyaan semi terbuka, Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak 20%, disusul Anies Baswedan (11.2%), Ganjar Pranowo (8.8%), Sandiaga Uno (5%), Ridwan Kamil (4.8%), Basuki T Purnama (4.8%), AHY (3.5%), dan Tri Rismaharini (3.1%). Nama-nama lain di bawah 3%, dan yang belum tahu 17.6%.

Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak (20.8%), disusul Anies Baswedan (13.1%), Ganjar Pranowo (12%), Sandiaga Uno (7.4%), Ridwan Kamil (6.7%), AHY (5.2%), Tri Rismaharini ( 5.2%), dan nama-nama lain di bawah 3%. Yang belum tahu 19.7%.

Menurut Abbas, meski Prabowo sementara berada di peringkat teratas, dukungan terhadap Prabowo belum meyakinkan.

“Untuk pertanyaan terbuka, Prabowo baru mendapat dukungan spontan 13.4%, jauh di bawah Jokowi pada 3 tahun menjelang Pilpres 2019, sekitar 30%,” kata Abbas.

“Demikian pula suara 20% di pilihan semi terbuka dan tertutup itu belum meyakinkan mengingat Prabowo adalah tokoh yang sudah dua kali menjadi calon presiden.”

Menurut Abbas, kondisi pada Maret 2021 ini (3 tahun menjelang pilpres 2024) mirip dengan kondisi pada 2011 (3 tahun menjelang pilpres 2014), yakni belum ada calon yang mendominasi suara.

Pada Mei 2011, Megawati mendapat dukungan paling besar, 20.3%, kemudian Prabowo 10.2%. Nama Jokowi belum muncul ke-5 besar waktu itu. Tapi pada Pilpres 2014 akhirnya Jokowi yang terpilih sebagai presiden.

“Kalau, pada Maret 2021 ini elektabilitas Prabowo 20%, agaknya berat baginya untuk menang dalam Pilpres 2024, bila ia maju,” kata Abbas.

Baca Juga: Jelang Paskah dan Ramadan, Ganjar Pranowo : Cinta Bersemi di Jawa Tengah

Load More