Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 25 Maret 2021 | 18:18 WIB
Ilustrasi korban pemerkosaan.[Evanto]

SuaraSulsel.id - Perempuan berinisial AV (19 tahun) mengalami nasib tragis saat bekerja di salah satu perusahaan yang berkantor di Menara Bosowa, Jalan Jendral Sudirman, Kota Makassar. AV mengaku diperkosa oleh Satpam berinisial R.

Kepada SuaraSulsel.id, AV mengaku terpaksa membuat video pengakuan, karena kasus yang dia alami sudah lama dilaporkan ke polisi. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Pelaku masih berkeliaran.

Kejadian ini bermula saat AV pulang kerja dari kantornya yang berada di Menara Bosowa, Makassar, Rabu 18 November 2020 pukul 17.00 Wita, sore. Kala itu, AV yang baru saja menyelesaikan kerjaannya langsung mengikuti sebuah rapat bersama dengan timnya.

Setelah rapat selesai, AV kemudian menyempatkan diri ikut acara makan bersama temannya. Acara berlangsung hingga pukul 20.00 Wita.

Baca Juga: Usil Banget, Nurhidayat Semprot Muka Yakob Sayuri Pakai Air Botol

"Ceritanya itu awalnya saya pulang kerja. Terus ikut meeting dengan tim. Sudah meeting saya pergi acara makan-makan sama teman tim," kata AV kepada SuaraSulsel.id, Kamis (25/3/2021).

Rupanya, teman kos AV yang juga bekerja di Menara Bosowa, telah pulang lebih dahulu. AV yang telah selesai mengikuti acara makan-makan, memutuskan kembali ke kos yang berada di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar Pukul 22.00 Wita.

Saat tiba di kos, rekan AV ternyata telah tertidur pulas. Dengan keadaan pintu kamar kos terkunci dari dalam.

AV berusaha membangunkan rekannya yang tengah tertidur dengan cara mengedor-gedor pintu kos. Namun, usaha itu ternyata tidak berhasil.

"Saya pulang ke kos. Di situ teman saya sudah tidur, tidak dia bukakan pintu. Jadi agak lama saya di situ menunggu sekitar setengah jam 12 malam," ujar AV.

Baca Juga: Evan Dimas Minta Bhayangkara Solo FC Lebih Fokus Hadapi PSM

Kondisi itu membuat AV kebingungan. Ia tidak tahu harus ke mana lagi untuk mencari tempat peristirahatan. Apalagi, AV diketahui sudah tidak memiliki orang tua.

Hingga akhirnya, AV memutuskan kembali ke kantornya di Menara Bosowa. Menggunakan mobil angkutan umum atau Pete-Pete.

"Saya berpikir mau ke mana lagi? karena orang tua sudah tidak ada. Jadi saya pikir bagus kayaknya kalau kembali di kantor karena mungkin akan aman kerena ada Satpamnya. Saya ke Menara Bosowa naik Pete-pete sendiri," jelas AV.

Saat tiba di Menara Bosowa, kata AV, ada tiga sekuriti yang berada di pos jaga. Dua diantaranya ternyata telah tertidur.

"Sampai di kantor saya duduk di Pos Satpam. Saya bilang minta maaf pak, saya di sini dulu karena teman kos ku dia kunci pintu. Baru di situ, ada tiga orang Satpam. Yang dua itu tidur, nah ini R yang masih jaga," beber AV.

AV mengaku tidak kenal dengan R yang bertugas sebagai sekuriti di Menara Bosowa. Sebab, AV sendiri baru tiga bulan bekerja sebagai karyawan kantor di lantai 9, Menara Bosowa.

"Saya tidak kenal sama dia (R). Saya saja tahu namanya dari papan namanya," kata dia.

"Lama di situ saya cerita-cerita sama dia. Terus dia juga bertanya kenapa di sini dek? Jadi saya jawab ini teman kosku tidur terus kunci pintu. Tidak dia bukakan pintu juga, jadi tidak tau mau ke mana. Jadi saya bilang saya numpang di sini dulu biar aman," tambah AV.

Setelah selesai cerita, kata dia, R mengajak AV untuk ikut patroli bersamanya di lantai 23 dengan menaiki lift. Subuh, sekitar pukul 03.00 Wita.

Tanpa rasa curiga, AV pun memberanikan diri untuk ikut patroli bersama Satpam R. Belum lagi AV juga merasa takut bila harus tinggal sendiri di Pos Sekuriti karena kedua sekuriti yang berjaga telah tertidur.

"Iya. Dia (R) tidak mencurigakan juga, baru ini yang dua kan tidur. Karena yang dua tidur. Jadi takut saya juga di pos, jadi mending saya ikut patroli. Apalagi dia Satpam jadi saya pikir aman," kata AV.

Tetapi keadaan bercerita lain, setelah AV ikut patroli hingga Lantai 23. Hal ini dikarenakan R yang seharusnya memberikan rasa aman, justru berbuat tidak senonoh kepada AV di lantai 21, Menara Bosowa.

"Sekalinya turun kembali ke lantai 21, langsung dia rangkul saya dari belakang. Terus sekap. Terus dia bilang 'Di sini tidak ada CCTV'. Tapi di situ, saya lihat ada CCTV," katanya.

"Pas dia (R) sekap saya tidak tahu mau bagaimana karena badannya besar. Terus lebih kuat dari saya. Saya tidak bisa bicara. Di situ, dia peluk terus perkosa saya di dalam ruangan lantai 21," sambung AV.

Setelah melakukan aksi bejatnya, R pun turun ke pos jaga sambil merangkul AV. Tujuannya, agar AV tidak menceritakan perbuatan R terhadap AV.

"Dia (R) turun lagi ke bawah pas sudah perkosa saya, tapi di situ dia rangkul saya lagi. Saya tidak bisa cerita karena takut apalagi ada barang-barang dia pegang. Terus dia ikuti saya terus. Baru saya sudah dalam keadaan hancur," ungkap AV.

Karena tidak terima, keesokan harinya AV pun langsung mendatangi Kantor Polrestabes Makassar. Untuk melaporkan peristiwa pemerkosaan yang telah menimpanya di Menara Bosowa, Makassar pada Kamis 19 November 2020 silam.

"Kejadianya tanggal 19 November 2020 karena subuh. Kejadian saat subuh, besok pagi langsung saya lapor juga di kantor polisi," jelas AV.

Menurut AV, polisi yang menangani kasus dugaan pemerkosaan yang dilaporkan itu ternyata tidak serius. Penyidik Polrestabes Makassar yang menangani kasus memberikan berbagai alasan. Salah satunya adalah penanganan kasus itu bertepatan dengan momentum Pemilihan Wali Kota Makassar 2020.

"Polisi bilang, ditunda karena dulu ada pemilihan, kan di situ (Menara Bosowa) kan yang punya Paslon nomor dua. Jadi takut mungkin kalau ada masalah jadi diundur. Sudah itu, mau tahun baru lagi. Dia undur lagi. Kemudian, chat sama keluarga saya, dia (polisi) bilang lagi Covid penyidiknya," beber AV.

AV mengaku bahwa dirinya telah menjalani pemeriksaan visum untuk menguatkan bukti pemerkosaan pelaku. Namun, hasil visum tidak boleh dilihat oleh AV beserta keluarganya.

"Saya sudah visum. Hasil visum tidak boleh dilihat. Keluarga yang mau lihat hasil CCTV juga tidak diperbolehkan. Kalau mau lihat CCTV harus bikin surat pernyataan lagi," kata AV.

Karena itu, keluarga AV pun sempat datang ke Menara Bosowa Makassar mencari pelaku yang telah memperkosa R. Namun, usaha itu juga tidak membuahkan hasil.

"Mengamuk itu keluarga di Bosowa tapi disembunyikan pelakunya. Biar pelaku (R) juga tidak dilihat. Disembunyikan. Sampai sekarang belum ditangkap, makanya saya bikin video," katanya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisan Resor Kota Besar Makassar Kompol Agus Khaerul yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan bahwa kasus pemerkosaan yang dialami perempuan AV di Menara Bosowa tersebut telah ditangani. Prosesnya hingga kini telah naik ke tahap penyidikan.

"Kasus sudah ditindaklanjuti dan sudah tahap penyidikan. Oknum sekuriti yang diduga pelaku sudah diperiksa," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More