Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 25 Maret 2021 | 18:18 WIB
Ilustrasi korban pemerkosaan.[Evanto]

"Saya tidak kenal sama dia (R). Saya saja tahu namanya dari papan namanya," kata dia.

"Lama di situ saya cerita-cerita sama dia. Terus dia juga bertanya kenapa di sini dek? Jadi saya jawab ini teman kosku tidur terus kunci pintu. Tidak dia bukakan pintu juga, jadi tidak tau mau ke mana. Jadi saya bilang saya numpang di sini dulu biar aman," tambah AV.

Setelah selesai cerita, kata dia, R mengajak AV untuk ikut patroli bersamanya di lantai 23 dengan menaiki lift. Subuh, sekitar pukul 03.00 Wita.

Tanpa rasa curiga, AV pun memberanikan diri untuk ikut patroli bersama Satpam R. Belum lagi AV juga merasa takut bila harus tinggal sendiri di Pos Sekuriti karena kedua sekuriti yang berjaga telah tertidur.

Baca Juga: Usil Banget, Nurhidayat Semprot Muka Yakob Sayuri Pakai Air Botol

"Iya. Dia (R) tidak mencurigakan juga, baru ini yang dua kan tidur. Karena yang dua tidur. Jadi takut saya juga di pos, jadi mending saya ikut patroli. Apalagi dia Satpam jadi saya pikir aman," kata AV.

Tetapi keadaan bercerita lain, setelah AV ikut patroli hingga Lantai 23. Hal ini dikarenakan R yang seharusnya memberikan rasa aman, justru berbuat tidak senonoh kepada AV di lantai 21, Menara Bosowa.

"Sekalinya turun kembali ke lantai 21, langsung dia rangkul saya dari belakang. Terus sekap. Terus dia bilang 'Di sini tidak ada CCTV'. Tapi di situ, saya lihat ada CCTV," katanya.

"Pas dia (R) sekap saya tidak tahu mau bagaimana karena badannya besar. Terus lebih kuat dari saya. Saya tidak bisa bicara. Di situ, dia peluk terus perkosa saya di dalam ruangan lantai 21," sambung AV.

Setelah melakukan aksi bejatnya, R pun turun ke pos jaga sambil merangkul AV. Tujuannya, agar AV tidak menceritakan perbuatan R terhadap AV.

Baca Juga: Evan Dimas Minta Bhayangkara Solo FC Lebih Fokus Hadapi PSM

"Dia (R) turun lagi ke bawah pas sudah perkosa saya, tapi di situ dia rangkul saya lagi. Saya tidak bisa cerita karena takut apalagi ada barang-barang dia pegang. Terus dia ikuti saya terus. Baru saya sudah dalam keadaan hancur," ungkap AV.

Karena tidak terima, keesokan harinya AV pun langsung mendatangi Kantor Polrestabes Makassar. Untuk melaporkan peristiwa pemerkosaan yang telah menimpanya di Menara Bosowa, Makassar pada Kamis 19 November 2020 silam.

"Kejadianya tanggal 19 November 2020 karena subuh. Kejadian saat subuh, besok pagi langsung saya lapor juga di kantor polisi," jelas AV.

Menurut AV, polisi yang menangani kasus dugaan pemerkosaan yang dilaporkan itu ternyata tidak serius. Penyidik Polrestabes Makassar yang menangani kasus memberikan berbagai alasan. Salah satunya adalah penanganan kasus itu bertepatan dengan momentum Pemilihan Wali Kota Makassar 2020.

"Polisi bilang, ditunda karena dulu ada pemilihan, kan di situ (Menara Bosowa) kan yang punya Paslon nomor dua. Jadi takut mungkin kalau ada masalah jadi diundur. Sudah itu, mau tahun baru lagi. Dia undur lagi. Kemudian, chat sama keluarga saya, dia (polisi) bilang lagi Covid penyidiknya," beber AV.

AV mengaku bahwa dirinya telah menjalani pemeriksaan visum untuk menguatkan bukti pemerkosaan pelaku. Namun, hasil visum tidak boleh dilihat oleh AV beserta keluarganya.

Load More