Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 04 Maret 2021 | 19:31 WIB
SMKN 1 Pinrang / [KabarMakassar.com / Rudi Hartono]

Lasidang juga mengakui, jika persoalan ini juga telah dilaporkan oleh nasabah ke pihak kepolisian.

“Setahu saya angkanya memang berkisar itu (Rp 2 miliar). Belum ada solusi, kecuali nasabah ditunggu bersabar. Nanti normal bisnis sekolah baru diusahakan dibayarkan itu,” ujar Lasidang yang sudah dua tahun menjabat sebagai kepala sekolah.

Sementara itu, Kepala Unit Produksi SMKN 1 Pinrang, Abd Rahman mengatakan awal berdirinya BMS suku bunga tabungan yang ditawarkan ke nasabah sekitar 1 persen per bulan, sementara pinjaman yang ditawarkan sekitar 2 persen per bulannya.

“Awal berdirinya bunga penabung sekitar 1 persen sementara pinjaman sekitar 2 persen bunganya per bulan itu berjalan lancar. Setelah diturunkan 0,75 persen bunga untuk penabung, dan bunga untuk pinjaman 1,5 persen mulai macet,” ujarnya.

Baca Juga: Video Syur Anak SD dan SMP Mesum di Dekat Sekolah dan Kantor PPK di Tasik

Rahman mengaku BSM milik sekolah itu, macet disebabkan banyaknya nasabah yang belum mengembalikan uang yang telah di pinjam di BSM.

“Bagai mana caranya kita mau kembalikan tabungan nasabah, sementara ada juga nasabah yang tidak mengembalikan pinjamannya,” ungkapnya.

Dirinya meminta kesabaran nasabah, pihak sekolah akan berupaya untuk mengembalikan uang milik nasabah.

“Kita mohon kesabaran dari nasabah, kami akan upayakan untuk mengembalikannya,” pungkasnya.

Baca Juga: Setelah Dua Sekretaris Pribadi, Muncul Kasus Siswi Diduga Dikerjai Kepsek

Load More