Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 07 Januari 2021 | 07:28 WIB
Ketua RT 3 Vila Mutiara Cluster Biru Kota Makassar, Iwan / [Foto Terkini.id]

SuaraSulsel.id - Terduga teroris yang ditembak mati di Kota Makassar dikenal oleh warga bekerja sebagai penjual bubur. Bahkan memiliki cabang di beberapa tempat.

Namun setelah bergabung dengan kelompok pengajian, kata warga. Perilaku korban berubah. Korban bahkan sempat menjadi pengurus masjid.

Dua terduga teroris yang tewas diberondong peluru Densus 88 dikenal kerap mengadakan pengajian. Mereka adalah Rizaldi dan Ajiz (Menantu Rizaldi).

Keduanya dinilai bagian dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Baca Juga: Mertua-Menantu Teroris di Makassar Larang Warga Dekati Rumah saat Mengaji

Ketua RT 3 Vila Mutiara Cluster Biru, Iwan, mengatakan Rizaldy sering mengadakan pengajian di rumahnya.

"Biasanya tiap hari Minggu, itu yang datang banyak, bisa dibilang puluhan lah," kata Iwan, Rabu, 6 Januari 2021, kepada terkini.id -- jaringan suara.com

Sebagai tetangga, Iwan mengaku pernah menanyakan kepada Rizadi ihwal kegiatan tersebut. Namun, kata dia, hal itu hanya sekadar menggelar pengajian biasa.

"Jadi awalnya kami kira cuma kajian biasa, semacam siraman rohani. Tapi tiba-tiba ada laporan dari petugas polisi bahwa mereka dipantau, di situlah kami mulai curiga," ungkapnya.

Iwan mengatakan sudah beberapa kali memberitahu Rizaldy dan Ajiz untuk tidak menghentikan aktifitas terlarang tersebut.

Baca Juga: 2 Terduga Teroris di Makassar Ditembak Mati, Begini Kondisi Anak dan Istri

"Mereka tinggal satu keluarga di situ, sudah pernah kita nasehati, tapi tidak secara langsung melalui petugas, namun jawabannya selalu mengelak," tutupnya.

Ia mengatakan Rizaldy salah satu warga yang tinggal di kompleks Vila Mutiara Cluster Biru sejak tahun 2015.

"Waktu awal-awal masih sering kumpul, bahkan ikut jadi pengurus masjid kompleks," ungkapnya.

Menurutnya, keseharian Rizaldy dan Ajiz sama seperti warga pada umumnya. Ia mengatakan mereka memiliki usaha berjualan bubur dan bensin.

"Dia berjualan disekitar sini, bubur sama bensin, memang pengusaha. Bahkan jualan buburnya ada cabangnya," jelasnya

"Tapi setelah ikut kelompok itu, mereka mulai menarik diri, namun tetap selalu menyapa kalau kita ketemu di jalan," terangnya.

Load More