Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 03 Januari 2021 | 12:05 WIB
Pagai dan Hendropriyono [Jepretan Twitter]

SuaraSulsel.id - Aktivis dan Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai sempat mengkritik kapasitas mantan kepala BIN, AM Hendropriyono yang mengomentari pelarangan Front Pembela Islam (FPI).

Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer, AM Hendropriyono mengomentari sekaligus memberikan peringatakan kepada organisasi pelindung mantan anggota FPI tersebut.

Tindakan ini dikritik Pigai yang mempertanyakan kapasitas Hendropriyono memberikan komentarnya.

“Kapasitas bapak di negara ini sebagai apa ya, penasehat presiden, pengamat? aktivis? Biarkan diurus generasi abad ke 21 yang egaliter, humanis, demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya Wakil Ket BIN & Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf,” tulis Natalius Pigai di akun Twitternya.

Baca Juga: AM Hendropriyono: Hentikan Turun ke Jalan, Tak Ada Guna Bagi Kamu Semua

AM Hendropiyono pun merespon cuitan dari Natalius Pigai lewat akun Twitter..

Hendro menjawab pertanyaan Natalius Pigai tentang kapasitasnya berbicara soal FPI.

“Buat seorang pejuang tdk ada kata berhenti ananda @NataliusPigai2. Jika negara dlm bahaya, kita hrs membelanya. Harus tanpa hitung untung atau rugi dan muda atau tua.”

Hendro juga menanggapi ucapan Pigai yang menyebutnya sebagai ‘dedengkot tua’.

Terimkasih atas pnghinaanmu kpd sy sbg org tua, yg tdk pernah menyakiti kamu. Sy berhrap agar pikiranmu jgn ksana kmari terus, utk mncari pengakuan atau kedudukan. Pegang teguh prinsip. agar lbh bnyk orang menghargai kamu, shg kmu mndapat tmpt yg terhormat di masyarakat

Baca Juga: Permintaan Maaf Suarabogor.id kepada AM Hendropriyono

Demikian Pigai, semoga kita masih bisa bertemu lagi, sebelum umur tdk memungkinkannya. Salam dan selamat tahun baru 2021.”

Sebelunya, Hendrorpriyono mengungkapkan pertemuannya dengan Pagai.

“Waktu pertama kali kita kenal, kamu adalah komisioner Komnas HAM. Kita bertemu di restoran Kunskring di Jl Teuku Umar. Dgn bersemangat kmu menawarkan jasa, utk membela saya dlm kasus Talangsari,” tulis Hendropriyono.

“Patriotik dan cerdas krn sy dengar kamu mengkritik ide separatisme dg mngatakan, bhw seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sbg Presiden Papua.”

Meski demikian, Hendro menilai, kini ada yang berubah dari sosok Pigai yang dia kenal dulu.

“Setelah lama tidak bertemu dan kmu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, krn ditelan kekecewaan sbg penganggur yg tak terakomodasi di tempat yg kmu inginkan.” (Terkini.id)

Load More