SuaraSulsel.id - Kepala Pusat Penelitian Otak PHSU (Pacific Health Sciences University) California dan Anggota (ACCP) American College of Clinical Pharmacology, Amerika Serikat, Prof Taruna Ikrar mengatakan, vaksin Sinovac asal China sudah masuk tahap uji ketiga.
Karena itu, masyarakat diminta tidak percaya dengan berita yang tidak jelas. Terkait efektivitas vaksin Sinovac.
Virus Covid-19 semakin banyak memakan korban, penduduk dunia sampai hari ini belum bisa kembali ke kehidupan yang normal.
Salah satu langakah yang dihadirkan oleh pemerintah sebagai upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan melakukan vaksinasi.
Meski mengambil langkah tersebut, langkah pemerintah tidak sertamerta berjalan mulus. Pasalnya vaksin belum didistribusikan, sudah banyak beredar informasi yang membuat sebagian masyarakat merasa ragu untuk melakukan vaksinasi.
Salah satunya terkait isu efekktivitas vaksin jenis Sinovac asal China yang baru-baru ini diimpor oleh pemerintah Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.
"Vaksin Sinovac telah masuk pada tahap uji ketiga. Bagaimana masyarakat bisa tahu kalau belum disampaiakn uji kliniknya. Itukan berarti hoaks," ungkap Taruna saat diskusi virtual yang diadakan KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com mengangkat tema "Mengupas Vaksin Covid-19 Bersama Prof Taruna" Senin, (22/12/2020).
Taruna menambahkan, langkah yang diambil pemerintah saat ini adalah langkah yang tepat. Ia yakin pemerintah akan mengahadirkan vaksin yang efektif dan aman bagi masyarakat. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait keamanannya.
"Intinya pemerintah selalu memberikan yang terbaik untuk masyarakatnya, maka mari kita percayakan saja kepada pemerintah. Sebab mereka mempunyai tanggung jawab moral sekaligus hukum terhadap masyarakatnya," tambahnya.
Baca Juga: Pemkab Lebak Pastikan Tak Anggarkan APBD Untuk Vaksin Covid-19
Prof Taruna memaparkan, salah satu syarat yang dikeluarkan oleh WHO untuk penggunaan vaksin adalah memiliki tingkat efektivitas diatas 50 persen.
"Standar WHO yang penting efektivitasnya itu diatas 50 persen. Itu standar WHO. Kenapa demikian, karena kita dalam kondisi darurat sekarang," terangnya.
Sementara saat ditanya apakah seorang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh masuk dalam skala prioritas vaksinasi, Ia menuturkan karena vaksin terbatas, maka pasien sembuh Covid-19 tidak menjadi prioritas.
"Menurut penelitian di Korea Selatan, pasien-pasien yang sudah terinveksi Covid-19 lalu sembuh ia langsung kebal. Tapi, 92 persen kebal dan 8 persennya tidak kebal. Virus ini terus bermutasi jadi boleh jadi dia terinveksi kembali dengan tetap sars Cov2 tapi dengan scane yang lain. Berbicara keterbatasan vaksin maka saya berpikir orang yang sudah terkena virus Covid-19 tidak menjadi prioritas lagi. Yang belum kena dulu," jelasnya.
Taruna mengajak masyarakat untuk tidak percaya hoaks yang beredar terkait vaksin. Apalagi menurutnya vaksin yang disediakan pemerintah ada 6 jenis.
"Jadi kalau menurut saya vaksin apa pun itu kalau tersedia dan itu aman serta memiliki efektivitas, kita dukung pemerintah karena pemerintah pasti ingin berbuat yang terbaik untuk rakyatnya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan