Ia berasal dari keluarga bangsawan di Makassar. Masih berkerabat dengan raja-raja dari Banten, Gowa dan Bone. Beliau pernah dijuluki sebagai salah satu putra Afrika Terbaik oleh Nelson Mandela. Karena dianggap sebagai salah satu sesepuh dalam penyebaran Islam di Cape Town. Setiap tahun, tanggal kematiannya diperingati secara meriah.
3. Andi Abdullah Bau Massepe
Letnan Jenderal TNI Andi Abdullah Bau Massepe adalah pejuang dari daerah Sulawesi Selatan. Ia merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral.
Pada tanggal 21 Agustus 1945 diadakan rapat raksasa dan upacara pengibaran Bendera Merah Putih di lapangan La Sinrang dengan maksud memasyarakatkan Sang Merah Putih.
Pada saat itu, Andi Abdullah Bau Massepe berpidato menyerukan agar semua rakyat mempertahankan kemerdekaan sampai tetes darah penghabisan.
Andi Bau Massepe selalu menekankan perlunya persatuan dan kesatuan untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, Andi Bau Massepe juga menyusun satu kesatuan bersenjata untuk mempertahankan Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian menganugerahinya gelar Pahlawan nasional Indonesia oleh pada 9 November 2005.
4. Emmy Saelan
Emmy Saelan adalah salah seorang pejuang wanita dan Pahlawan Nasional Indonesia. Dia berprofesi sebagai perawat dan kepala bagian palang merah.
Baca Juga: Bikin Ucapan Hari Pahlawan? Jangan Lupa Download Logo Hari Pahlawan 2020
Ia yang paling bereaksi sangat keras, saat tahu Belanda hendak recoki kemerdekaan Indonesia. Saat Gubernur Sulawesi, Sam Ratulangi juga ditangkap oleh Belanda pada 5 April 1946, Emmy bersama saudara dan rekan-rekannya turut ikut memanggul senjata dan bertempur di garis depan.
Ia kemudian gugur pada 23 Januari 1947. Sebuah monumen mengenang perjuangan sang perempuan tangguh dibangun di Kecamatan Rappocini pada 1985. Pada 6 November 1973, ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 087/TK/1973.
5. Andi Djemma
Andi Djemma adalah Raja atau Datu Luwu. Seorang tokoh Indonesia yang berjuang di wilayahnya untuk mempertahankan NKRI.
Pada 15 Agustus 1945, Djemma memimpin ‘Gerakan Soekarno Muda’ dan memimpin Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada 23 Januari 1946. Tanggal itu sekarang diperingati sebagai Hari Perlawanan Rakyat Semesta.
Andi Djemma sebagai Datu Luwu kurang mendapat respon dari pemerintah Hindia Belanda, sehubungan dengan penolakan Datu untuk mengibarkan bendera Belanda dan bersikeras untuk tetap mengibarkan merah putih di tanah Luwu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
7 Tahun Menumpuk, 23 Ribu Lembar Uang Palsu Ini Dimusnahkan
-
Cinta Segitiga Anti Mainstream: Pria Ini Nikahi Cinta Pertama & Pilihan Keluarga dalam Waktu 48 Jam
-
TBC di Sulbar: 57,3 Persen Kasus Ditemukan
-
Biaya Haji Dikorupsi? Kemenag Sulut Buka Suara Usai Dilaporkan ke Polisi
-
Akhirnya! Jalan Hertasning-Aroepala Makassar Siap Dibeton dan Diaspal