Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 01 November 2020 | 06:00 WIB
Pengusaha restoran di Prancis kembali terpukul, setelah pemerintah kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown tahap dua / Foto : VOA

SuaraSulsel.id - Prancis kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Mengantisipasi risiko gelombang kedua Covid-19 yang lebih parah.

Pemilik bisnis restoran pun resah. Karena harus menutup lagi usaha. Padahal mereka telah menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat dibanding tempat umum lainnya.

"Kami belum tahu harus bagaimana. Sungguh menakutkan," kata Amy Bello, Manajer Restoran African Lounge kepada VOA.

Restoran khas Afrika ini sudah beroperasi selama 13 tahun. Baru kali ini menghadapi masalah finansial. Akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Penularan Covid-19 Bisa Diputus Tanpa Harus Menunggu Vaksin?

Menurut Amy, yang lebih mengkhawatirkan adalah situasi di luar restoran. Seperti kereta bawah tanah, bis, dan supermarket.

"Kalau pemilik restoran sangat menghormati aturan kesehatan," kata Amy.

Sejak pandemi Covid-19, banyak sekali usaha restoran di Prancis gulung tikar. Jika pemerintah kembali memberlakukan pembatasan wilayah, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Aymeric Njomatchoua, Pemilik La Paillote Royale mengaku terus berusaha mengkampanyekan higienitas,kebersihan dan menghormati standar serta aturan kesehatan.

"Ini upaya keras tapi harus dilakukan," kata Aymeric.

Baca Juga: MUI Tangsel Seru Boikot Produk Prancis: Sudah Sepantasnya Mendapat Hukuman

Dia membuka usaha restorannya bulan Februari 2020. Satu bulan sebelum pandemi diumumkan melanda Prancis.

Aymeric mengaku sampai sekarang belum mampu membayar gaji, bahkan untuk dirinya sendiri. Dari penghasilan restoran.

Meski begitu, Aymeric berusaha tetap optimistis. Sembari menunggu kabar baik pandemi mereda dan berakhir. Agar usaha restoran kembali bangkit.

Banyak usaha restoran yang tersisa di Prancis mencoba bertahan. Mereka tidak bisa berbuat banyak, tapi mengaku harus terus optimis menjalani hidup.

Load More