SuaraSulsel.id - Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan Andi Mappaodang, Kota Makassar, 30 orang peserta aksi yang sebelumnya dinyatakan reaktif Covid-19 akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar Kompol Agus Khaerul mengatakan 30 orang peserta aksi tersebut diperbolehkan pulang. Setelah hasil pemeriksaan swab mereka dinyatakan negatif corona.
Sebelumnya, mereka diisolasi selama empat hari di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar.
Selama di rumah sakit, 30 orang tersebut diperiksa kesehatannya termasuk dengan menjalani pemeriksaan swab.
Baca Juga: Doni Monardo: Nyaris Tak Ada Lagi Tempat Aman dari Ancaman Covid-19
Tujuannya, adalah untuk memastikan bahwa puluhan peserta aksi itu benar-benar tidak terjangkit virus corona.
"Hasilnya setelah negatif, orang tuanya dipanggil kembali. Kemudian kita serahkan kepada orang tuanya masing-masing," kata Agus di Rumah Sakit Bhayangkara, Selasa (13/10/2020).
Selain negatif corona, Agus menjelaskan, alasan polisi untuk memulangkan puluhan peserta aksi itu, karena hasil dari pemeriksaan mereka terbukti tidak terlibat dalam melakukan tindak pidana.
Baik melakukan pengrusakan fasilitas di Kantor Gubernur Sulsel, Pos Polisi, Jalan Urip Sumoharjo hingga penyerangan di Polsek Rappocini, Jalan Sultan Alauddin, Makassar.
Sebab itu, 30 orang peserta aksi yang diketahui masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa dan masyarakat sipil tersebut dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing.
Baca Juga: Pemkab Penajam Paser Utara Perpanjang Masa Belajar SIswa di Rumah
"Semua sudah diperiksa, setelah diperiksa tidak ada keterlibatan di sana. Apakah itu merusak dan sebagainya. Tetapi mungkin pada saat kejadian mereka ada di sekitar TKP, sehingga diamankan oleh teman-teman yang ada di lapangan," kata dia.
"Iya, setelah ini mereka bisa pulang. Dijemput sama orang tua atau keluarganya masing-masing," tambah Agus.
Agus menerangkan saat terjadi bentrokan antara aparat polisi dan peserta aksi yang menolak Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law pada Kamis (8/10/2020), ada 250 orang yang ditangkap polisi.
Dari 250 orang yang ditangkap itu, enam orang diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Antara lain Sari Wahyuni dari Stikes Amanah, Kambrin, Ince, Desta dari Sawerigading, Fahrul dari Unismuh dan satu orang lagi Nur Hidayat dari UIN.
"Ada enam orang yang kita tetapkan sebagai tersangka. Yang kejadian pada hari itu juga terkait dengan penyerangan Polsek Rappocini. Sekarang kita sudah proses kemudian kita lakukan penahanan kepada yang bersangkutan," katanya.
Untuk kasus pengrusakan di Kantor Gubernur Sulsel dan Pos Lantas Polisi, hingga kini masih dilakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
Terkini
-
Sosok Jusuf Manggabarani: Jenderal Berani Melawan Preman, Tolak Pangkat, dan Selamatkan TVRI
-
Tarif Impor AS Bikin Industri Terpuruk, Pengusaha: Kami Jadi Korban Eksperimen
-
Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar
-
5 Link Saldo Dana Kaget, Bisa Klaim Hingga Ratusan Ribu Rupiah
-
10 Langkah Pendirian Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan