SuaraSulsel.id - Masalah kekeringan dan ketersediaan pupuk nitrogen merupakan pembatas utama dalam pertumbuhan dan produksi jagung.
Untuk itu, diperlukan usaha perakitan varietas jagung sintetik, yang toleran terhadap suasana kekeringan dan pemupukan nitrogen yang rendah.
Varietas jagung sintetik tersebut dapat mendukung penanaman jagung yang lebih luas dan melibatkan petani yang kurang modal. Sehingga mendukung peningkatan produksi dan swasembada jagung nasional secara berkelanjutan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tim peneliti Unhas menyusun proposal pengabdian masyarakat yang berjudul "Pengembangan dan Hilirisasi Produk Jagung Sintetik (Unhas) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Benih dan Produksi Jagung Nasional".
Ketua Tim Pengabdian Muh Farid menuturkan, tujuan jangka panjang dari adanya kegiatan ini, agar Unhas sebagai perguruan tinggi memiliki usaha bisnis perbenihan secara mandiri. Dari hasil varietas yang diproduksi.
"Target khusus yang ingin dicapai adalah perlindungan varietas tanaman atau PVT dengan pengusul Unhas. Bersama Badan Penelitian Sereal serta produksi dan sosialisasi benih SINHAS-1 kepada masyarakat bersama Balitsereal, PT Rahmat Rodel sebagai mitra industri benih, UPB Pangisoreng dan BPTP," jelas Farid, Selasa (13/10/2020).
Tahap awal kegiatan pada Tahun 2020 adalah memperbanyak Benih Breeder Seed (BS) SINHAS-1.
Hal ini disesuaikan dengan pernyataan Rektor Unhas dalam usulan pelepasan varietas dalam menyediakan benih BS. Atas keluarnya SK Pelepasan Varietas SINHAS-1 oleh Kementerian sebagai varietas unggul nasional, sekaligus mengkaji perbandingan jantan dengan betina terbaik dalam produksi benih BS.
Selain memperbanyak benih, juga dilakukan pengenalan varietas jagung Sintetik Unhas (SINHAS-1) melalui diseminasi dan temu lapang.
Serta analisis usaha tani dengan membandingkan varietas yang ditanam petani disekitarnya melalui demplot percobaan, studi kelayakan, dan bekerjasama dengan BPTP dalam memperkenalkan Jagung Sintetik Unhas.
Baca Juga: Selayar Didorong Jadi Produsen Bawang Merah di Sulawesi Selatan
Varietas jagung Sintetik Unhas (SINHAS 1) yang sudah dilepas oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan SK Nomor: 484/HK.540/C/10/2019 (kerjasama penelitian antara Unhas dengan Balitsereal Maros) layak dikembangkan untuk mengatasi masalah kekeringan dan nitrogen rendah pada lahan-lahan marginal.
Jagung Sintetik Unhas memiliki potensi hasil 10,71 ton per hektare dengan rata-rata hasil sekitar 7,82 ton per hektare.
Hasil pada kondisi cekaman kekeringan sekitar 6,27 ton per hektare. Hasil pada kondisi cekaman nitrogen rendah sekitar 6,41 ton per hektare. Serta hasil pada kombinasi cekaman kekeringan dan nitrogen rendah sekitar 4,75 ton per hektare.
Dengan potensi hasil tersebut, varietas SINHAS-1 akan dikembangkan bersama antara Unhas dengan Balitsereal bekerjasama dengan Perusahaan Industri Perbenihan Jagung PT Rahmat Rodel dan BPTP Sulawesi Selatan, dan BPTP Gorontalo, serta kelompok tani.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Gubernur Andi Sudirman Temui Korban Kebakaran Jalan Baji Dakka
-
Pencuri dan Penadah Barang Hasil Kerusuhan DPRD Makassar Ditangkap
-
Fatmawati Rusdi Tegaskan Komitmen Transparansi dan Anggaran Tepat Sasaran
-
Tiga Dokter RSUD Syekh Yusuf Gowa Ditahan Kasus Korupsi
-
Sulsel Dukung RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Lindungi Data dan Layanan Publik