Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 13 Oktober 2020 | 09:22 WIB
Tim Pengabdian Unhas mengembangkan jagung sintetis / Foto : Unhas

SuaraSulsel.id - Masalah kekeringan dan ketersediaan pupuk nitrogen merupakan pembatas utama dalam pertumbuhan dan produksi jagung.

Untuk itu, diperlukan usaha perakitan varietas jagung sintetik, yang toleran terhadap suasana kekeringan dan pemupukan nitrogen yang rendah.

Varietas jagung sintetik tersebut dapat mendukung penanaman jagung yang lebih luas dan melibatkan petani yang kurang modal. Sehingga mendukung peningkatan produksi dan swasembada jagung nasional secara berkelanjutan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, tim peneliti Unhas menyusun proposal pengabdian masyarakat yang berjudul "Pengembangan dan Hilirisasi Produk Jagung Sintetik (Unhas) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Benih dan Produksi Jagung Nasional".

Baca Juga: Selayar Didorong Jadi Produsen Bawang Merah di Sulawesi Selatan

Ketua Tim Pengabdian Muh Farid menuturkan, tujuan jangka panjang dari adanya kegiatan ini, agar Unhas sebagai perguruan tinggi memiliki usaha bisnis perbenihan secara mandiri. Dari hasil varietas yang diproduksi.

"Target khusus yang ingin dicapai adalah perlindungan varietas tanaman atau PVT dengan pengusul Unhas. Bersama Badan Penelitian Sereal serta produksi dan sosialisasi benih SINHAS-1 kepada masyarakat bersama Balitsereal, PT Rahmat Rodel sebagai mitra industri benih, UPB Pangisoreng dan BPTP," jelas Farid, Selasa (13/10/2020).

Tahap awal kegiatan pada Tahun 2020 adalah memperbanyak Benih Breeder Seed (BS) SINHAS-1.
Hal ini disesuaikan dengan pernyataan Rektor Unhas dalam usulan pelepasan varietas dalam menyediakan benih BS. Atas keluarnya SK Pelepasan Varietas SINHAS-1 oleh Kementerian sebagai varietas unggul nasional, sekaligus mengkaji perbandingan jantan dengan betina terbaik dalam produksi benih BS.

Selain memperbanyak benih, juga dilakukan pengenalan varietas jagung Sintetik Unhas (SINHAS-1) melalui diseminasi dan temu lapang.

Serta analisis usaha tani dengan membandingkan varietas yang ditanam petani disekitarnya melalui demplot percobaan, studi kelayakan, dan bekerjasama dengan BPTP dalam memperkenalkan Jagung Sintetik Unhas.

Baca Juga: Kembalikan Kejayaan Jeruk Keprok Selayar, Pemerintah Siapkan Formula Ini

Varietas jagung Sintetik Unhas (SINHAS 1) yang sudah dilepas oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan SK Nomor: 484/HK.540/C/10/2019 (kerjasama penelitian antara Unhas dengan Balitsereal Maros) layak dikembangkan untuk mengatasi masalah kekeringan dan nitrogen rendah pada lahan-lahan marginal.

Jagung Sintetik Unhas memiliki potensi hasil 10,71 ton per hektare dengan rata-rata hasil sekitar 7,82 ton per hektare.

Hasil pada kondisi cekaman kekeringan sekitar 6,27 ton per hektare. Hasil pada kondisi cekaman nitrogen rendah sekitar 6,41 ton per hektare. Serta hasil pada kombinasi cekaman kekeringan dan nitrogen rendah sekitar 4,75 ton per hektare.

Dengan potensi hasil tersebut, varietas SINHAS-1 akan dikembangkan bersama antara Unhas dengan Balitsereal bekerjasama dengan Perusahaan Industri Perbenihan Jagung PT Rahmat Rodel dan BPTP Sulawesi Selatan, dan BPTP Gorontalo, serta kelompok tani.

Load More