Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 12 Oktober 2020 | 11:24 WIB
Warga Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa memanfaatkan kawasan hutan menjadi desa wisata / Foto istimewa

Salah satu caranya, ia biasa dicari warga di sini jika ada keperluan di kantor desa. Lokasi Kantor Desa Jenetallasa memang hanya beberapa meter dari Kampung Rewako tersebut.

Kawasan hutan ini, pada sisi timurnya terdapat persawahan, sedangkan pada sisi barat dan utaranya dikelilingi rumah-rumah warga.

Memang ada perkampungan di sekeliling. Namun begitu, suasana hutan, seperti suara siulan burung dan bunyi-bunyian dari hewan khas hutan masih terasa.

"Tadinya kawasan ini dominan hutan jati, lalu ada ide menjadikannya sebagai kampung wisata yang juga punya dampak ekonomi," jelas Asrul.

Baca Juga: Mau Disahkan DPR, RUU Omnibus Ciptaker Hapus Pasal Penjerat Pembakar Hutan

Saat dikembangkan jadi desa wisata, pohon-pohon yang ada tidak ditebang. Kondisi dan alur hutan diikuti, kalau ada ruang kosong di situ dibangun gazebo.

Tak hanya pohon jati, di sini juga ada pohon taeng, pohon gamasi, pohon kenari, sukun, enau, langsat, nangka.

Kelapa, dan kecapi. Pohon monstera yang lagi populer juga terlihat tumbuh merambat di beberapa batang pohon yang usianya mungkin sudah ratusan tahun.

"Ini masih hutan asli, satu-satunya yang masih tersisa di Kecamatan Pallangga," kata seorang warga.

Desa wisata Kampung Rewako ini punya banyak fasilitas, yang bisa dijadikan sebagai spot foto. Ada rumah pohon, kebun jati, kebun mini, tempat parkir sepeda, dan lapangan olahraga.

Baca Juga: Gegara Cari Sumber Air, Puluhan Warga Suayan Hilang di Tengah Hutan

Selain itu juga ada kebun ketahanan pangan, bank ternak, posko logistik, budidaya ikan dalam ember (Budikdamber), dan taman baca.

Load More