SuaraSulsel.id - Kabar mengenai peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh orang tak dikenal menggunakan senjata tajam di studio podcast Rijal Djamal heboh di media sosial. Bermula dari postingan Rijal di Instagram.
Dalam postingan yang tersebar luas tersebut, Rijal menulis "Resiko semalam studio podcast kami diserang oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan senjata tajam".
Postingan Rijal ini sontak membuat netizen menduga-duga. Apakah penyerangan terkait konten podcast atau karena ada masalah lain.
SuaraSulsel.id berusaha mengkonfirmasi status Rijal. Tidak lama kemudian dibalas dengan link konten youtube peristiwa penyerangan yang dimaksud. Ternyata hanya prank atau sandiwara.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Pilkada Tak Ditunda tapi Pilpres Ditunda 7 Tahun Lagi?
Prank penyerangan di studio podcast tersebut dilakukan oleh seorang pria yang tidak dikenal dengan membawa senjata tajam jenis kapak. Memakai helm.
Awalnya, pria itu masuk ke dalam studio, langsung menunjuki Rijal dan narasumbernya di dalam studio. Pria memakai helm membawa kapak.
"Stop, stop. Kau pindah dulu ke depan. Kau tidak ada urusan sama saya. Kau pindah cepat," kata pria pemegang kapak dalam video.
Rijal yang berada di studio kaget. "Siapa ini?" katanya.
"Kau ini saya sudah bilang berkali-kali berhenti bikin kontroversi. Kau pindah dulu situ. Kau sepanjang hari bikin kontroversi saja di Makassar. Tidak hargai kita-kita semua. Apalagi kau ganggu saya punya calon wali kota," kata pria itu.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jenazah Covid-19 Dilempar ke Makam Seperti Kubur Hewan?
Rijal yang mendengar permintaan pria itu, langsung bergegas bangkit dari kursinya dan kemudian berpindah ke kursi yang lain.
"Urusan politik ini, makanya saya bilang jangan ganggu saya punya wali kota. Jangan singgung-singgung. Duduk," kata pria itu.
Saat pindah ke kursi yang lain, Rijal pun sempat bertanya kepada orang-orang yang berada di dalam studio. Rijal menanyakan siapa sebenarnya orang yang masuk dan menyerang studionya tersebut.
"Siapa ini anak-anak, woy? kata Rijal saat menanyakan siapa sebenarnya orang yang berada di hadapanya itu.
Dari situ, Rijal dan pria itu kemudian duduk saling berhadapan. Sebelum melepaskan helm pria itu mengaku kelelahan menaiki studio Rijal yang berada di lantai dua dan meminta air putih.
"Cape juga saya naik lantai dua ini. Ini studio kenapa? Kayak nda ada saya lihat air putih," tutur pria itu.
Rijal yang merespon hal itu langsung meminta air putih dan memberikan kepada pria yang membawa kapak tersebut.
"Bos. Bos. Air bos. Minum-minum bos," kata Rijal.
"Kalau ke sini bolehlah pak, dilarang membawa senjata tajam," sambung Rijal.
Mendengar perkataan Rijal, pria itu kemudian menjawab bahwa senjata yang dibawanya itu sebenarnya tidak tajam apabila digunakan kepada orang-orang yang kebal.
"Ini tidak tajam, tergantung kau kebal atau tidak. Bagi orang-orang yang kebal ini tidak tajam," jelas pria itu.
Tak lama kemudian, pria tersebut pun akhirnya melepaskan helm yang digunakannya. Rijal yang melihat wajah asli pria yang menyerang studionya itu langsung kaget dan tertawa.
"Kita pale kanda. Minum-minum dulu hahaha. Waduuuh," kata Rijal dengan ekspresi terkejut melihat wajah asli pelaku yang menyerang studionya menggunakan kapak itu.
Belakangan diketahui bahwa pelaku yang menyerang Studio Podcast Rijal Djamal tersebut merupakan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Sulawesi Selatan (KNPI Sulsel) Muhammad Arham Basmin Mattayang.
Kedatangan Muhammad Arham Basmin Mattayang ke Studio Rijal pun rupanya bukan ingin menyerang atau pun melakukan tindak kriminal. Akan tetapi, sejatinya Arham hanya ingin memenuhi undangan Rijal sebagai narasumber.
"Gila. Gila. Kenapa bawa begini (kapak) kanda?," tanya Rijal.
"Sebenarnya saya undang kakanda ini kemarin, cuma kenapa anda datangnya malam ini. Tiba-tiba bawa parang, pakai helm, tidak bilang-bilang. Narasumber saya untung anak muda, milenial. Bagaimana kalau narasumber saya yang tadi itu pejabat?. Tiba-tiba bawa begini. Aduh, ini bikin saya stres pasti ini. Studio saya bisa langsung disegel, tidak boleh lagi menyiarkan podcast-podcast yang ada," Rijal menambahkan.
Muhammad Arham mendengar pertanyaan Rijal pun menjelaskan bahwa ia membawa kapak tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa sosok anak muda itu memang harus gila.
"Ya, anak muda itu memang harus gila. Harus edan. Rencananya malam ini mau ke gunung Lompobattang, tapi karena diundang kakak Rijal, harus datang. Jadi kita pending, besok baru berangkat," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Benarkah Gelandang Serang FC Twente Sem Steijn Ingin Dinaturalisasi Timnas Indonesia?
-
Cek Fakta: Andika Perkasa Sebut Wisatawan Mancanegara Menginap Kurang dari 2 Malam di Jawa Tengah, Apa Iya?
-
Cek Fakta: Pramono Anum Sebut Layanan Air Bersih di Jakarta Hanya Mencapai 44 Persen, Apa Iya?
-
Cek Fakta: Ahmad Luthfi Bakal Pulang Kampung Jika Kalah Pilkada Jateng, Benarkah?
-
Cek Fakta: Cristiano Ronaldo Puji Timnas Indonesia dan Bicara Peluang Lolos ke Piala Dunia 2026
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri
-
Dikenal Religius, Oknum Dosen Unhas Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi
-
Memanas! Dua Mantan Wali Kota Parepare Saling "Buka Aib" di Rapat Komisi II DPR RI
-
Bye-bye Stadion Mattoanging, Welcome Stadion Sudiang 2025!
-
Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis