Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 21 September 2020 | 16:30 WIB
Mahasiswa Unhas mengusung program berjudul JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah), Pengembangan Potensi Pariwisata Desa Berbasis Eduwisata Sejarah Korban 40.000 Jiwa dan Keindahan Alam di Desa Betao, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) / Foto : Humas Unhas

SuaraSulsel.id - Wujud implementasi program kampus merdeka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melaksanakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D).

Dua tim dari Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil lolos dalam program tersebut. Masing-masing akan menjalankan program pemberdayaan desa di Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Wajo.

Salah satu Tim Mahasiswa Unhas yang menjalankan program di Kabupaten Sidrap menggelar sosialisasi kepada masyarakat dan audiensi dengan pemerintah Desa Betao, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidendreng Rappang.

Tim Mahasiswa Unhas yang memperoleh hibah di Kabupaten Sidrap mengusung program berjudul “JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah), Pengembangan Potensi Pariwisata Desa Berbasis Eduwisata Sejarah Korban 40.000 Jiwa dan Keindahan Alam di Desa Betao Kabupaten Sidenreng Rappang”.

Baca Juga: Dongkrak Potensi Wisata PPU, Disbudpar Kaltim Siapkan Parade Musik Sungai

Ketua Tim Riski Iswatum Mu'si mengatakan, dalam sosialisasi tersebut tim mahasiswa pelaksanan PHP2D menjelaskan rencana program yang akan dijalankan. Pemerintah Desa mengapresiasi dan mendukung program PHP2D ini.

"Kepala Desa dan perangkat desa khususnya BUMDES selaku motor penggerak menyatakan kesediannya secara penuh untuk merealisasikan program ini. Ketua BUMDES sangat termotivasi dengan program eduwisata yang dianggap sebagai aset besar dan dampaknya sangat luas," jelas Riski dalam rilisnya, Senin (21/9/2020).

Selain sosialisasi kepada pemerintah desa, mahasiswa Unhas juga melakukan audiensi di kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dihadiri oleh pemerintah daerah setempat.

Riski menyampaikan, PHP2D secara umum mendapatkan respons positif dari masyarakat. Hal ini tercermin dari survei antusias masyarakat yang menunjukkan, masyarakat yang mengikuti sosialisasi mendukung dan siap membantu memajukan Desa Betao berbasis eduwisata.

Setelah sosialisasi selesai, selanjutnya tim mahasiswa Unhas akan mulai menjalankan program sesuai dengan jadwal yang telah disusun dengan melibatkan seluruh pihak terkait.

Baca Juga: Sosialisasi Protokol Kesehatan, Upaya Pulihkan Pariwisata di Wae Rebo NTT

Dalam implementasinya, pelibatan masyarakat Desa Betao mengedepankan semangat gotong royong.

Pada tahap pertama di bulan September, Riski menuturkan, program yang dijalankan fokus pada pembenahan lingkungan desa dan objek eduwisata diantaranya penyerahan dan penanaman 2.000 bibit pohon serta pembenahan makam pahlawan 40.000 jiwa.

Load More