SuaraSulsel.id - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar bulan Desember 2020, Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar menggelar diskusi buku berjudul “Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer”.
Penulis buku, Novri Susan merupakan dosen Universitas Airlangga hadir sebagai narasumber.
Diskusi dipandu Kaharuddin, Sekretaris Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar. Digelar secara virtual melalui aplikasi Google Meet, Kamis (17/9/2020).
Dalam pengantar sebelum diskusi, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Erwin Akib, mengapresiasi aktivitas ilmiah yang digagas Prodi Pendidikan Sosiologi.
Baca Juga: Waduh, Ada Buku Anak Bertema Gay dalam Program Sekolah di Taiwan
“Sejak tahun lalu Prodi Sosiologi telah mendapatkan pengakuan nasional, dengan meraih akreditasi A dari BAN PT. Saat ini sedang digagas pendirian Prodi S2 Pendidikan Sosiologi. Hal ini merupakan ikhtiar untuk mengupgrade kapasitas alumni dan masyarakat luas,” kata alumni S3 Universitas Teknologi Malaysia (UTM) ini.
Sementara itu, mengawali pemaparan bukunya, Novri Susan menyinggung besarnya peranan ilmu sosiologi dalam kehidupan masyarakat.
“Saat ini hampir semua bidang membutuhkan sentuhan sosiologi. Mulai dari bidang ekonomi, hingga politik, semuanya perlu pendekatan sosiologis. Salah satunya pendekatan sosiologi konflik. Maka beruntunglah teman-teman yang kuliah di jurusan sosiologi,” ucap Susan.
“Berbagai relasi antar manusia, antar kelompok, dan antar negara tidak pernah bersih dari muatan kepentingan, penguasaan, permusuhan dan penindasan. Inilah kodrat sosial dalam sejarah masyarakat manusia,” pungkas alumni S3 Universitas Doshisha Jepang ini.
Namun demikian, kata Novri, nilai dan norma sosial memiliki sifat yang statis. Bahkan pada tingkat kritis tidak mampu membuka peluang pemecahan masalah pada saat relasi sosial memanas oleh kepentingan dan perilaku bermusuhan.
Baca Juga: Pengacara di New York Ilustrasikan Era Pandemi Corona Lewat Buku-buku Anak
“Kondisi inilah yang menciptakan krisis relasi sosial yang mana setiap subjek jatuh pada berbagai pilihan untuk menjatuhkan dan meniadakan subjek yang lain,” sambung alumni S2 Studi Konflik dan Perdamaian Universitas PBB tersebut.
Berita Terkait
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Novel The One and Only Ivan, Kisah Emosional Gorilla di Dalam Jeruji
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini
-
Didukung BRI, Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Sukses Jangkau Pasar Internasional
-
Bertengkar dengan Istri, Pria Ini Cari Ketenangan di Jalan Tol Makassar
-
Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin
-
Kapan UTBK 2025 Unhas? Ini Jadwal dan Kesiapan Terbaru dari Panitia