SuaraSulsel.id - "Jika dalam satu acara atau pesta, ada yang berkenalan dengan anda. Dan anda memperkenalkan diri sebagai seorang dosen, maka orang itu akan terlihat gelisah dan ingin cepat-cepat pergi," kata Sir Ken.
Kenapa? karena gambaran orang, bahwa dosen itu membosankan. Jika diajak ngobrol, topiknya tidak jauh dari filsafat, topik risetnya, teori-teori yang rumit dan kita akan bosan mendengar kuliahnya.
Jadi, mending jauh-jauh. jika semua orang berusaha menjauh lalu, dosen mau mengajar siapa?
Apakah dosen harus selalu memegang teguh, bahwa masalah selesai dengan satu kata: Harus?
Dosen harus mengajar dan mahasiswa harus belajar, selesai masalah. Cukup kah dengan kata Harus?
Baca Juga: Keren! Peneliti IPB University Ciptakan Baju Anti Peluru dari Limbah Sawit
Demikian kegelisahan yang disampaikan Dosen Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin Muhammad Ashry Sallatu kepada suarasulsel.id, Senin (14/9/2020).
Dosen muda yang biasa disapa Kakak Gego ini menerapkan sistem belajar yang beda di dalam kelas. Begitupula cara berkomunikasinya di luar kelas.
Gego mengatakan, sebagai pendidik, dirinya harus mengubah pola pikir atau mental. Dosen harus memiliki mental kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
"Ada human touch dengan muridnya," kata Gego.
Bagaimana Kakak Gego melihat ekosistem pembelajaran saat ini ?
Baca Juga: Bikin Geger, Profesor Tulis Covid-19 sebagai Flu Wuhan
Rasanya kalo kita tanya apakah ada pembelajaran terjadi di dalam kelas, kita akan jawab "iya ada". Tapi kebanyakan jawaban ini hasil dari pengamatan saja.
Artinya kita melihat secara fisik bahwa ada dosen mengajar dan ada mahasiswa belajar di ruang kelas yang sama.
Tapi apakah benar-benar terjadi pembelajaran? belum tentu. Bisa saja mahasiswa dan dosen hadir secara fisik. Tapi secara jiwa tidak ada. Mereka hanya ada di situ karena harus.
Jadi dengan demikian, bisa dibilang proses belajar sesungguhnya tidak terjadi.
Bagaimana dosen menyikapinya? Khususnya di zaman digital
Zaman digital sekarang, dimana pertemuan fisik menjadi minim, maka dosen harusnya bisa lebih kreatif. Memfungsikan imajinasi yang mungkin selama ini tidak terlalu difungsikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik Mei 2025
-
Harga Emas Antam Hari Ini Rontok, Berapa per Gramnya?
-
Hasil Drawing Piala Dunia U-17: Timnas Indonesia U-17 Langsung Bertemu Brasil
-
Wacana Dana Parpol Naik 10 Kali Lipat, Wakil KPK Sebut Agar Tidak Ada Korupsi
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
Terkini
-
identitas Unhas Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang ISMA-SPS Award 2025
-
Petani Bone Kaya Mendadak! Pisang Cavendish Tembus Pasar Korea, Permintaan Menggila!
-
Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid
-
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3