Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 11 September 2020 | 19:44 WIB
Petugas pengubur jenazah corona di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. (Suara.com/Bagaskara)

SuaraSulsel.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk mengembalikan Jakarta ke masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. Mulai Senin (14/9/2020) masyarakat diminta mulai bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan membatasi kegiatan.

Kebijakan itu dilakukan menyusul meledaknya kasus terkonfirmasi Positif Covid-19 di Ibukota. Berdasarkan data dari laman corona.jakarta.go.id, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 11.696 orang.

Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Kombes Pol. Syarifudin mengungkap kemungkinan penyekatan terhadap kendaraan bermotor yang akan menuju ke Jakarta dan sebaliknya.

Kebijakan itu disiapkan polantas Polda Jateng setelah Pemprov DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatas Sosial Berskala Besar alias PSBB.

Baca Juga: Jakarta PSBB Lagi, Inul Daratista : Jujur Aku Sedih Banget

"Kami masih menunggu perkembangan," aku Syarifudin di Kota Semarang, dilansir dari Solopos.com.

Dalam pemberlakukan PSBB yang lalu, kata dia, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan surat izin keluar masuk (SIKM) bagi warga yang akan masuk maupun keluar dari wilayah ibu kota.

Oleh karena itu, sambung dia, untuk menyikapi rencana pemberlakuan kembali PSBB ini, masyarakat diimbau untuk tidak berpergian ke Jakarta dan sebaliknya masyarakat DKI tidak pulang ke Jawa Tengah.

Salah satu pekerja Swasta dibidang logistik, Widya Ayu mengaku pasrah dengan kebijakan yang diambil oleh Pemprov DKI. Ia akan melakukan work from home (WFH) sesuai anjuran dari perusahaan tempat dia bekerja.

"WFH tetap di Jakarta, karena aturan kantor menyuruh untuk karyawan-karyawan yang WFH tetap di Jakarta dan tidak keluar kota atau pulang kekampung halaman," katanya kepada Suara.com, Jumat (11/9/2020).

Baca Juga: Uut Permatasari Sambut Baik Jakarta PSBB Lagi

Widya yang merupakan warga Kota Semarang, Jawa Tengah, mengaku saat Pandemi Covid-19 tidak memaksakan diri untuk pulang ke kampung halaman. Menurutnya sangat berbahaya tertular, apalagi jika menggunakan transportasi massal.

Load More