Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 24 Juli 2020 | 15:15 WIB
Suasana kawasan pabrik PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (28/10/2018). (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)

SuaraSulsel.id - Belasan karyawan PT Panca Amara Utama (PAU)  di Kintom Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah mendadak sakit misterius. Sebelumnya, seorang karyawan berinisial AG juga meninggal dunia, diduga memiliki kaitan erat dengan penyakit misterius ini.

Melansir Antara di Luwuk Kabupaten Banggai, AG merupakan karyawan PT PAU asal Provinsi Banten itu sempat dilarikan ke rumah sakit swasta yang ada di Kota Luwuk, sebelum akhirnya meninggal dunia. Jenazah AG sudah dibawa ke kediaman sejak Selasa (21/7/2020) lalu.

AG sempat ditangani medis, sebelum dinyatakan meninggal dunia, banyak lendir yang keluar dari mulut dan hidung AG. Petugas perawatan yang menangani kasus itu pun dikabarkan menggunakan APD lengkap.

Beberapa hari kemudian, seorang karyawan berinisal BS yang menempati camp sama dengan AG tiba-tiba sakit, menyusul belasan karyawan lain yang berasal dari camp yang sama juga mengalami hal serupa.

Baca Juga: Kader PDIP Keroyok Polisi di Kelab Malam, Djarot: Jangan Kaitkan ke Partai

Beberapa karyawan menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara lainnya dirawat di camp karyawan. Belum diketahui penyebab pasti penyakit yang diderita para karyawan ini, sementara pihak Management PT PAU memilih bungkam.

"Mohon maaf, nanti saya bisa info lanjut untuk diskusi dikarenakan saya masih ada meeting. Mohon maaf sebelumnya," tulis Leonard saat dimintai keterangan, Kamis (24/7) sekitar pukul 00.29 WITA.

Terpantau hingga pukul 10.16 WITA, ia tak juga memberikan jawaban. Pesan susulan yang dikirim pun tak terbaca, meski status WhatsApp-nya terlihat online.

Ia juga sempat membaca salah satu pesan dari wartawan, namun tidak membalas pesan dari wartawan. Lenny terlihat sempat mengetik, sebelum akhirnya membatalkan.

Bungkamnya Management PT PAU membuat beberapa masyarakat bersuara di media sosial facebook. Salah satunya muncul dari akun bernama Joel Noho.

Baca Juga: Muncul 'Agama Baru' di Solok, Tidak Wajib Salat dan Tak Akui Nabi Muhammad

Melalui akun Facebooknya, Joel Noho meminta pihak perusahaan agar terbuka dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat sekitar perusahaan.

Ia juga mengingatkan pengguna facebook lainnya dengan mengungkapkan bahwa seorang korban yang merupakan karyawan telah wafat dengan inisial AG, warga Banten.

"Dan yang menempati kamar si korban ikut terjangkit, waspada..," tulisnya.

Melalui statusnya, ia juga melampirkan potongan chat yang berisikan informasi terkait sejumlah nama yang menurutnya mengalami sakit dilengkapi semacam kode khusus.

Mereka yang dikabarkan sakit dan tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit antara lain MI dengan kode I2-4, SD dengan kode G1-4, MP dengan kode AN-08, AP dengan kode E2-2, SR dengan kode G2-1, NS dengan kode H1-1, LP dengan kode H2-1.

Selanjutnya inisial MAH dengan kode J1-4, MM dengan kode H3-2, MB dengan kode A2-4, AS dengan kode K3-2, GY dengan kode D2-4 dan MF dengan kode H1-4.

Sementara 6 orang karyawan yang sakit dan diirawat di camp karyawan antara lain TM dengan kode TA-17, TT dengan kode TA-22, BY dengan kode H2-3, AD dengan kode D1-1, AN dengan kode K6-1 dan BS dengan kode JF-01.

Bahkan kekinian, Joe Noho juga menyampaikan melalui akun Facebook-nya, bahwa korban meninggal dunia sudah bertambah menjadi dua orang.

Hingga saat ini, Management PT PAU belum bersedia memberikan keterangan terkait kebenaran informasi yang beredar. Sementara, Humas Gugus Tugas COVID-19 Nurmasita Datu Adam membenarkan bahwa ada karyawan PT PAU yang meninggal dunia.

Nurmasita juga tidak membantah terkait belasan karyawan perusahaan amoniak itu yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit. Meski begitu, ia menyebut, jumlahnya tidak sebanyak informasi yang beredar.

"Sebelumnya lima orang dirawat, tapi per Kamis (23/7) sudah ada sekitar 12 orang karyawan PT PAU yang dirawat," ungkap Nurmasita.

Nurmasita mengatakan, meski mereka saat ini tengah dirawat dan dipantau langsung tim Gugus Tugas COVID-19 Banggai, mereka belum dikategorikan sebagai pasien konfirmasi. Alasanya, karena mereka masih menunggu hasil pemeriksaan sampel tes swab.

"Yang lima orang pertama itu sudah dikirim sampel swabnya. Kita masih menunggu," terangnya.

Menurutnya, berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak perusahaan, saat ini PT PAU telah menerapkan lock down area. Seluruh karyawan yang ada di dalam area perusahaan tidak diperkenankan keluar, demikian juga yang dari luar tak diperbolehkan masuk.

"Informasinya juga bahwa karyawan lokal sudah diistirahatkan sementara. Mereka belum dibolehkan masuk kerja," kata Nurmasita mengungkapkan hasil pertemuan dengan pihak PT PAU.

Unit Pengawasan Ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah saat dikonfirmasi hal ini mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari pihak perusahaan.

Koordinator Tim Pengawas Ketenagakerjaan Banggai Jein Akumo menjelaskan, pihaknya telah mendengar adanya karyawan sakit yang meninggal di PT PAU. Namun, laporan secara resmi yang menjadi kewajiban perusahaan hingga kini belum diterimanya.

"Kalau informasinya kami sudah dengar dari masyarakat. Tapi landasan kita yakni laporan resmi dari perusahaan belum kami terima," ujarnya.

Ia menjelaskan, laporan resmi terkait kondisi karyawan wajib dilaporkan oleh perusahaan. Jein berharap pihak PT PAU dapat segera melaporkan kondisi tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan, sebab hal itu sudah menjadi kewajiban perusahaan yang harus dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku.

Load More