Muhammad Yunus
Minggu, 13 Juli 2025 | 14:26 WIB
Anggota TNI-POLRI dibantu masyarakat mengevakuasi jenazah tukang ojek di Wanwi, Puncak Jaya [Suara.com/ANTARA/HO-Dok Polres Puncak Jaya]

SuaraSulsel.id - Kapolres Puncak Jaya AKBP Ahmad Fauzan mengatakan anggota TNI-Polri dikerahkan untuk mengevakuasi jenazah Syafaruddin (40), tukang ojek di Wanwi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah yang diduga dibunuh orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu 12 Juli 2025.

Evakuasi dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan ditemukannya jenazah yang diduga tukang ojek yang sejak Jumat (11/7) tidak kembali itu.

Sebelum menuju TKP dilakukan apel konsolidasi dipimpin Wakapolres Puncak Jaya AKP Misken Darius untuk mengevakuasi korban yang dilaporkan berada di dalam jurang.

"Untuk mencapai TKP personel harus berjalan kaki karena berada di atas gunung," kata AKBP Ahmad Fauzan.

Dengan bantuan masyarakat, jenazah berhasil dievakuasi dari TKP dan langsung membawa ke RSUD Mulia.

"Sepeda motor dan telepon seluler milik korban tidak ditemukan di sekitar TKP dan dijadwalkan Minggu (13/7) akan dibawa ke kampung halamannya di Makassar," kata Kapolres.

Ketika ditanya siapa pelaku penganiayaan hingga menewaskan Syafaruddin, Kapolres Puncak Jaya mengaku belum bisa memastikan.

"Anggota masih melakukan penyelidikan dan berharap segera diketahui pelakunya serta ditangkap agar dapat menjalani proses hukum," ujarnya.

Berdasarkan penelusuran, tercatat setidaknya ada 3 kasus pembunuhan yang menimpa pendatang berprofesi sebagai tukang ojek di Papua selama periode 2024 hingga Juli 2025.

Baca Juga: Istri Selingkuh, Pimpinan OPM Ngamuk Tembak Warga Sipil di Papua Tengah

Angka ini didasarkan pada insiden yang dilaporkan secara spesifik menimpa korban pendatang.

Tukang ojek, terutama para pendatang, menjadi salah satu kelompok masyarakat sipil yang paling rentan menjadi korban kekerasan di wilayah konflik Papua.

Profesi mereka yang mengharuskan mobilitas tinggi hingga ke daerah pelosok menempatkan mereka pada risiko keamanan yang besar.

Rincian Kasus Periode 2024-2025

- Tahun 2024:

Pada November 2024, dua orang tukang ojek yang merupakan warga pendatang tewas ditembak dan dibacok oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Korban diidentifikasi sebagai Imran (23 tahun) dan Asrun Eko Putra (24 tahun).

Keduanya diserang saat dalam perjalanan pulang setelah mengantarkan penumpang.

Insiden ini dikonfirmasi oleh Ka Ops Damai Cartenz-2024, yang menyatakan bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap dua warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.

- Tahun 2025 (hingga Juli):

Memasuki tahun 2025, kekerasan terhadap tukang ojek masih berlanjut.

Pada Februari 2025, seorang tukang ojek pendatang berinisial Y (57 tahun) tewas dibunuh di Pelabuhan Aikai, Kabupaten Paniai, Papua Tengah.

Korban mengalami luka bacok parah yang dilakukan oleh orang tak dikenal.

Pihak TPNPB-OPM mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan tuduhan bahwa korban adalah intelijen yang menyamar.

Pada Juli 2025, seorang tukang ojek lainnya berinisial S ditemukan tewas di sebuah jurang di Kabupaten Puncak Jaya.

Korban mengalami luka bacok dan diduga kuat merupakan korban pembunuhan.

Secara umum, laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada akhir 2024 menunjukkan bahwa kaum pendatang yang berprofesi sebagai tukang ojek, sopir, dan pedagang merupakan sasaran teror yang umum di Papua.

Hal ini menggarisbawahi kerentanan tinggi yang dihadapi oleh kelompok masyarakat sipil dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka di tengah konflik yang sedang berlangsung.

Perlu dicatat bahwa angka ini bisa jadi lebih tinggi karena tidak semua kasus mungkin terdokumentasi atau dilaporkan secara luas oleh media.

Load More