“Infrastruktur dan pusat riset yang dimiliki Jawa Barat dapat menjadi fondasi pengembangan inovasi industri ke depan,” tambahnya.
Strategi Batasi Impor, Dorong Komponen Lokal
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, Ph.D., mengusulkan dua langkah strategis untuk menyelamatkan industri nasional:
1. Pengendalian Impor — Bukan semata proteksionisme, tapi menjaga kedaulatan pasar.
“Produk impor harus sesuai standar nasional. Sektor baja, semen, hingga kosmetik sudah mulai menunjukkan hasil positif dengan mekanisme verifikasi,” kata Faisal.
2. Peningkatan Komponen Lokal (TKDN) — Keberhasilan peningkatan produksi dalam negeri sudah terbukti, misalnya di sektor elektronik. Produksi HP, komputer, dan tablet meningkat drastis, sementara impor anjlok hingga 90% dalam enam tahun terakhir.
Faisal menekankan agar pemerintah tidak mencabut skema TKDN yang terbukti efektif menarik investasi dan memperkuat ekonomi nasional.
“Di tengah ketidakpastian global, penguatan ekonomi domestik bukan lagi pilihan. Ini keharusan,” ujar Faisal.
Diskusi ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera menghadirkan kebijakan yang adil, konsisten, dan berpihak pada industri lokal.
Baca Juga: Karyawan Kena PHK, Dunkin' Donuts Bangkrut?
Dari Jawa Barat, seruan perubahan menggema—agar ekonomi Indonesia tak terus terseret arus global tanpa arah.
Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menyebutkan bahwa tekanan krisis sudah terasa sejak awal tahun.
“Kita menghadapi perlambatan ekonomi yang nyata. Bandung dipilih karena menjadi salah satu sentra ekspor nasional—dari tekstil, alas kaki, hingga furnitur—yang kini sedang tertekan. Ini momentum penting untuk mencari solusi dari daerah sebagai rujukan kebijakan nasional,” ujarnya dalam sambutan.
Ia menambahkan, berdasarkan data BPS, pada Januari 2025 ekspor nonmigas Jawa Barat ke Amerika Serikat mencapai USD 499,53 juta atau 16,62% dari total ekspor nonmigas provinsi.
Sementara dari Bandung, ekspor ke AS pada Maret 2025 mencapai USD 7,7 juta.
Namun, Bandung juga menghadapi gelombang PHK massal, terutama di industri tekstil dan produk tekstil (TPT), akibat penurunan pesanan dan meningkatnya persaingan dengan produk impor.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor