Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 21 Mei 2025 | 08:29 WIB
Diskusi publik bertajuk "Gempuran Tarif AS: Ekonomi Indonesia di Ujung Tanduk?" yang digelar Suara.com dan CORE Indonesia di El Hotel Bandung, Selasa (20/5) [Suara.com]

“Infrastruktur dan pusat riset yang dimiliki Jawa Barat dapat menjadi fondasi pengembangan inovasi industri ke depan,” tambahnya.

Strategi Batasi Impor, Dorong Komponen Lokal

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, Ph.D., mengusulkan dua langkah strategis untuk menyelamatkan industri nasional:

1. Pengendalian Impor — Bukan semata proteksionisme, tapi menjaga kedaulatan pasar.

Baca Juga: Karyawan Kena PHK, Dunkin' Donuts Bangkrut?

“Produk impor harus sesuai standar nasional. Sektor baja, semen, hingga kosmetik sudah mulai menunjukkan hasil positif dengan mekanisme verifikasi,” kata Faisal.

2. Peningkatan Komponen Lokal (TKDN) — Keberhasilan peningkatan produksi dalam negeri sudah terbukti, misalnya di sektor elektronik. Produksi HP, komputer, dan tablet meningkat drastis, sementara impor anjlok hingga 90% dalam enam tahun terakhir.

Faisal menekankan agar pemerintah tidak mencabut skema TKDN yang terbukti efektif menarik investasi dan memperkuat ekonomi nasional.

“Di tengah ketidakpastian global, penguatan ekonomi domestik bukan lagi pilihan. Ini keharusan,” ujar Faisal.

Diskusi ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera menghadirkan kebijakan yang adil, konsisten, dan berpihak pada industri lokal.

Baca Juga: Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin

Dari Jawa Barat, seruan perubahan menggema—agar ekonomi Indonesia tak terus terseret arus global tanpa arah.

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menyebutkan bahwa tekanan krisis sudah terasa sejak awal tahun.

“Kita menghadapi perlambatan ekonomi yang nyata. Bandung dipilih karena menjadi salah satu sentra ekspor nasional—dari tekstil, alas kaki, hingga furnitur—yang kini sedang tertekan. Ini momentum penting untuk mencari solusi dari daerah sebagai rujukan kebijakan nasional,” ujarnya dalam sambutan.

Ia menambahkan, berdasarkan data BPS, pada Januari 2025 ekspor nonmigas Jawa Barat ke Amerika Serikat mencapai USD 499,53 juta atau 16,62% dari total ekspor nonmigas provinsi.

Sementara dari Bandung, ekspor ke AS pada Maret 2025 mencapai USD 7,7 juta.

Namun, Bandung juga menghadapi gelombang PHK massal, terutama di industri tekstil dan produk tekstil (TPT), akibat penurunan pesanan dan meningkatnya persaingan dengan produk impor.

Load More