Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 18 April 2025 | 12:15 WIB
Untuk pertama kalinya, 22 ton gurita beku dari Bantaeng resmi diekspor ke negeri sombrero dengan nilai fantastis, mencapai Rp 2,3 miliar [SuaraSulsel.id/Badan Karantina]

Bukan Sekadar Angka, Tapi Asa

Di balik angka-angka dan sertifikat ekspor, ada asa dan kerja keras ribuan nelayan, pengolah ikan, sopir truk, hingga staf karantina yang bekerja tanpa lelah.

Satu kontainer gurita bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang kehidupan dan masa depan banyak keluarga di pesisir Sulawesi Selatan.

Tak heran, saat Kepala Karantina menyerahkan sertifikat karantina secara simbolis kepada Bupati Bantaeng, suasana menjadi haru.

Baca Juga: Klaster Usaha Tenun Ulos Ini Berhasil Kirim Produk ke Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI

Itu bukan hanya selembar kertas, tapi simbol kepercayaan bahwa produk anak negeri bisa diterima oleh pasar dunia.

Menuju Masa Depan Laut Bantaeng

Ekspor perdana ini bisa jadi hanya langkah awal. Namun dari sinilah gelombang besar bisa dimulai.

Dengan penguatan kawasan industri, kolaborasi lintas sektor, dan peningkatan kualitas SDM perikanan, bukan tidak mungkin Bantaeng kelak menjadi pusat ekspor hasil laut di kawasan timur Indonesia.

Gurita beku ini telah membuka jalan. Tinggal bagaimana semua pihak menjaga konsistensi, meningkatkan kualitas, dan terus memperluas jejaring pasar internasional.

Baca Juga: BRI Dorong UMKM Go Global, Dukung Partisipasi di Pameran Internasional Singapura 2025

Sebab jika satu jenis gurita bisa menembus Meksiko, bayangkan berapa banyak lagi potensi laut Indonesia yang bisa mengisi meja makan dunia.

Load More