Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 03 April 2025 | 15:18 WIB
Warga menghabiskan waktu libur Lebaran di Danau Talaga, Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (2/4/2025) [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Warga menghabiskan waktu libur Lebaran di Danau Talaga, Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu 2 April 2025.

"Ini kali pertama saya datang bersama dengan keluarga di Danau Talaga ini," kata salah satu pengunjung asal Tomohon, Susana Rawung.

Susana menikmati gado-gado di lapak pinggiran danau, sementara keluarga lainnya menikmati 'mie giling pante barat', salah satu makanan khas di daerah tersebut selain 'dange pisang' dan 'dange rono'.

"Indah, tenang air permukaannya. Di sekitar dikelilingi pohon enau memberikan kesan adem. Mudah-mudahan bisa datang lagi pada kesempatan berikutnya," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pengeroyok Panitia Salat Idulfitri di Selayar

Di sisi lain, Erwin, warga Desa Talaga, salah satu penjaja makanan, ikut merasakan manfaat dari kunjungan wisatawan yang kebanyakan warga lokal.

Hampir sepekan terakhir wisatawan yang mengunjungi Danau Talaga meningkat signifikan dibandingkan hari-hari biasa.

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan lokal, kata dia, ikut mendongkrak pendapatan yang diterima setiap harinya.

"Kalau bukan hari libur biasanya pendapatan hanya sekitar Rp200.000, sementara di libur Lebaran bisa sampai Rp1.000.000 bahkan lebih," ujarnya.

Pemerintah desa yang menyediakan lapak bagi warga penjual makanan hanya mengenakan bea atau kontribusi sebesar lima persen dari pendapatan bersih.

Baca Juga: Penampakan Gubernur Sulsel Andi Sudirman dan Menteri Pertanian Andi Amran Lebaran di Kampung

"Mudah-mudahan ke depan akan semakin banyak sarana dan prasarana wisata yang dibangun sehingga wisatawan yang berkunjung ke Danau Talaga ini semakin meningkat," harap Erwin.

Danau Talaga tak jauh dari salah satu destinasi wisata Pantai Bambarano, Desa Sabang, Kecamatan Dampelas. Danau tersebut berada di sisi kiri ruas jalan poros Palu-Toli Toli, kira-kira tiga jam lebih waktu tempuh dari Kota Palu.

Warga berkunjung ke lokasi wisata Pondok Daun dengan pemandian kolam yang sejuk [SuaraSulsel.id/ANTARA]

Wisata Minahasa

Ratusan warga dari Kota Manado, Sulawesi Utara, memadati sejumlah lokasi wisata di wilayah Tateli, Kabupaten Minahasa, untuk mengisi libur Idul Fitri.

Dua lokasi yang menjadi tujuan favorit warga yakni, "Pondok Daun" dan "Blessing Resort", yakni objek pemandian kolam dan pemandangan alam.

"Mumpung anak-anak lagi libur sekolah, kami sengaja memilih berlibur di Pondok Daun Tateli. Selain karena air dari kolam renang yang sejuk, di belakangnya ada pemandangan alam hutan yang hijau," kata Yeti, salah satu warga Sario, Manado.

Menurut dia, selain lokasi wisata yang dekat, yakni hanya sekitar 25 menit dari Kota Manado, juga tempat tersebut cocok untuk berkumpul keluarga karena sangat luas.

"Kami sekeluarga ada delapan orang. Biaya masuk lokasi wisata juga masih harga terjangkau, Rp25 ribu per orang dan bebas mandi dan main di kolam sepuasnya," tambahnya.

Sementara salah satu pengunjung di objek wisata Blessing Resort, Dimpudus mengaku sering berkunjung ke objek wisata alam itu setiap libur tugas sebagai aparatur sipil negara.

"Kami datang hanya dengan menggunakan motor karena jaraknya sangat dekat dari Malalayang Manado ke Tateli," tambah pria muda itu.

Ia mengaku berkunjung ke pemandian kolam itu hanya untuk bermain 'bola air' dengan rombongan teman-teman lainnya.

"Hanya libur seperti ini kami anak-anak kompleks perumahan kumpul bareng di lokasi wisata, karena umumnya kami semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing," kata pria itu.

Sementara pengelola lokasi wisata Blessing Resort, Laura L, mengatakan pihaknya merasa senang jika waktu libur tiba karena pengunjung ke lokasi wisata tersebut sangat banyak.

"Setiap libur pengunjung sangat banyak, tetapi kalau hari biasa sangat sedikit pengunjung," ujarnya dengan tidak merinci total penghasilan yang didapat di saat liburan.

Menurut dia, selain kunjungan per orang yang dipungut biaya masuk hanya Rp25 ribu, ada juga sistem paket, yakni ada pemesanan dari jemaat gereja atau kelompok organisasi dengan minimal 50 hingga 200 orang.

"Ada yang menggunakan aula untuk ibadah atau rekreasi, serta ada yang memilih outbond karena sekeliling ada alam yang hijau," tambahnya.

Load More