SuaraSulsel.id - Yayasan Romang Celebes (YRC) Indonesia bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) berkolaborasi dalam mewujudkan konservasi di bidang perikanan termasuk pengembangan spesies teripang di Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan.
"Visi kami bagaimana sumber daya alam dapat berkelanjutan. Selama dua tahun ini kami mendata spesies teripang di Sapuka serta beragam program pendampingan bagi masyarakat pulau dengan praktik baik agar bermanfaat bagi penduduk," kata Direktur Eksekutif YRC Indonesia Awaluddin di Makassar, Selasa 20 Agustus 2024.
Ia pun menyampaikan dalam workshop perikanan skala kecil berkelanjutan dalam mendukung efektivitas kawasan konservasi Sulawesi Selatan, bahwa diperlukan tata kelola perikanan secara berkelanjutan. Bukan hanya perikanan tapi juga teripang yang penangkapanya sudah berlebihan atau over eksploitasi.
Hal itu kemudian mendorong YRC Indonesia sejak 2021 hingga kini menjalankan program keselarasan pola pemanfaatan, konservasi, dan perdagangan teripang skala kecil di Pulau Sapuka disingkat 'Konsepsi Tangaya Project' didukung perkumpulan Burung Indonesia melalui program Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF).
Berdasarkan data KKP, di Sulsel tahun 2024 telah ditetapkan kawasan konservasi daerah (KKD) dengan total luasan mencapai 578.435,53 hektare, yakni KKD Liukang Tupabbiring seluas 63.407, 27 hektare, KKD Liukang Tangaya seluas 505.862,34 hektare, KKD Panikiang seluas 496,8 hektare, KKD Kayuadi seluas 6.899,43 hektare dan KKD Pasi Gusung seluas 1.769,73 hektare.
Tujuan dari program ini, kata Awal, adalah menguatkan tata kelola perikanan skala kecil untuk komoditi teripang di pulau sapuka yang mendukung peningkatan pendapatan masyarakat dan kelestarian keragaman hayati koridor laut Pangkajene Kepulauan.
"Konsepsi Tangaya Project ini diharapkan dapat menjadi inisiasi awal dalam mendorong perbaikan tata kelola perikanan skala kecil secara berkelanjutan melalui komoditas teripang," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep Amril pada kesempatan itu mengapresiasi upaya dilakukan YRC Indonesia dalam hal perlindungan konservasi serta pelestarian teripang.
Kendati demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak berkaitan konservasi karena ada aturan, bahkan tidak ada program melekat di kabupaten, tapi semuanya dijalankan tingkat provinsi.
Baca Juga: Penyuluh Perikanan di Pulau Sulawesi Lepas Bayi Penyu ke Laut
"Masih ada upaya lain bisa dilakukan, seperti penggunaan dana desa yang anggaran bisa dialokasikan bersinggungan konservasi dan pemberdayaan nelayan kecil. Sebab diketahui, 40 persen kontribusi perikanan itu dihasilkan nelayan kecil. Kami tentu sangat terbuka dan mendukung upaya konservasi," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel Abdul Muas Mubarak menambahkan, pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 telah dimasukkan lima poin besar dalam hal perencanaan, dua poin diantaranya perluasan konservasi perikanan, mengingat luas laut sekitar 70 persen dibanding daratan hanya 30 persen.
Berbicara destructive illegal fishing atau penangkapan ikan dengan bahan peledak, Kasubdit Gakkum Polairud Polda Sulsel AKBP Soma Miharja menyebut, hingga Agustus 2024, tercatat ada 13 kasus dan ribuan liter potasium nitrat disita.
Kota Makassar enam kasus, Kabupaten Bone tiga kasus, Pangkep dua kasus, dan Luwu serta Sinjai masing-masing satu kasus.
"Inilah gambarannya dan itu sangat berbahaya. Kita pertama di Sulsel yang mengungkap jaringannya dari Malaysia diperoleh detonator (hulu ledak). Nelayan kecil ini hanya korban, sedangkan diuntungkan pengedar maupun pemasoknya. Mereka bahkan lebih pintar (membom ikan) memanfaatkan hari besar, lebaran, di saat kita sibuk," ungkap Soma.
Workshop tersebut juga dihadiri perwakilan DPD Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Sulsel, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar - KKP, Team Leader RIT Program Kemitraan - Burung Indonesia, perwakilan BKSDA, Fakultas Perikanan Universitas Cokroaminoto, Departemen Perikanan FKIP Unhas dan undangan lainnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Inilah Daftar Gaji Minimum Pekerja di Kota Makassar Mulai 2026
-
Stok Aman, Harga Agak Goyah: Cek Harga Bahan Pokok di Palu Jelang Natal & Tahun Baru 2026
-
Gubernur Sulsel Groundbreaking 'Jalan Tol' 35 KM Hubungkan Luwu Timur dan Sulawesi Tengah
-
BI Sultra Siapkan Rp980 Miliar Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026
-
Makassar Bidik 6,18 Juta Wisatawan di 2025, Apa Strateginya?