SuaraSulsel.id - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof Haerani Rasyid tidak menampik data Kementerian Kesehatan RI. Terkait ratusan calon dokter spesialis yang mengalami depresi di Kota Makassar.
Haerani mengatakan, hasil skrining dari Kementerian Kesehatan akan jadi evaluasi untuk segera ditindaklanjuti.
Namun menurutnya, perlu dilakukan analisa penelitian dan metode yang benar untuk melihat faktor penyebabnya.
"Institusi pendidikan pastinya akan menindaklanjuti ini, tetapi cara penelitian yang harus benar dengan kriteria dan metode yang sesuai," ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu, 17 April 2024.
Baca Juga: Unhas Akan Pecat Pegawai Terbukti Jadi Calo SNPMB
Kementerian Kesehatan akan membentuk tim khusus untuk penanganan pada peserta yang mengalami gejala, terutama untuk yang mengalami depresi berat. Ia mengatakan Unhas siap untuk bekerjasama.
"Dan kami jadikan hal ini sebagai evaluasi demi perbaikan berkesinambungan di PPDS," ucapnya.
Ribuan calon dokter spesialis atau peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Indonesia diduga mengalami gejala depresi. Hasil ini merupakan skrining kesehatan jiwa yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sebanyak 2.716 calon dokter spesialis atau PPDS mengalami gejala depresi. Angka tersebut setara dengan 22,4 persen dari total peserta PPDS per Maret 2024.
Dari hasil penapisan yang dilakukan Kemenkes pada 21.121 peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di 28 rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan menunjukkan ada 22,4 persen peserta mengalami gejala depresi.
Baca Juga: Rektor Unhas: Pemilu Sudah Selesai, Fokus ke Tempat Kerja Masing-masing
Sebanyak 0,6 persen mengalami gejala depresi berat, 1,5 persen dengan depresi sedang-berat, 4 persen depresi sedang, dan 16,3 persen dengan gejala depresi ringan.
Peserta PPDS yang mengalami gejala depresi ada 8,8 persen atau 221 calon dokter spesialis ditemukan pada peserta di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Angka ini lebih rendah dibanding rumah sakit lainnya seperti RS Cipto Mangunkusumo 22,4 persen, RS Hasan Sadikin 12,9 persen, RS Sardjito 12 persen dan RS Ngoerah Bali 10,5 persen.
Di RS Wahidin Sudirohusodo, program studi Sp1 (spesialis) dengan jumlah PPDS yang mengalami gejala terbanyak adalah anestesiologi 31, ilmu kesehatan anak 25, ilmu penyakit dalam 23, jantung dan pembuluh darah 19, patologi klinik 17 orang.
Kemudian, THT KL 17, kedokteran fisik dan rehab medik 16, pulmonologi dan kedokteran respirasi 11, radiologi 11, orthopedi dan traumatologi klinik 9 orang.
Dermatologi dan venereologi 8, ilmu kesehatan mata 7, ilmu kesehatan jiwa 6, ilmu bedah 6, gizi klinik 6 bedah anak 4, kedokteran forensik dan medikolegal 2, bedah syaraf 2 dan patologi anatomi 1 orang.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Berapa Lama Waktu untuk Jadi Dokter Spesialis Kandungan? Viral Dokter di Garut Lecehkan Pasien
-
4 Ramuan Warisan Nenek Moyang yang Terbukti Redakan Depresi Ringan
-
Berapa Gaji Dokter Umum dan Dokter Spesialis di Indonesia? Simak Perbedaannya
-
Biaya PPDS di Unpad: Sekolah Mahal-Mahal, Dokter Anestesi Diduga Perkosa Penunggu Pasien
-
Bisakah Pasien Jantung Mudik dengan Pesawat? Ini Penjelasan Dokter Spesialis
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Spekulan Mengintai! Kenaikan Harga Emas Bisa Jadi Bumerang untuk Anda, Ini Kata Ahli
-
Skandal Syahrul Yasin Limpo Meluas: KPK Panggil Salsa Nabila Hardafi
-
Klaster Usaha Tenun Ulos Ini Berhasil Kirim Produk ke Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
BRI Dorong UMKM Go Global, Dukung Partisipasi di Pameran Internasional Singapura 2025
-
Bos Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Dilimpahkan ke Kejaksaan