SuaraSulsel.id - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3A PPKB) Provinsi Sulsel menyikapi adanya pernikahan dini yang viral di media sosial di Desa Kayu Loe, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
"Saya juga bingung. Jadi begini, kemarin tim kami kesana dari TP2D Bantaeng. Sebetulnya kasusnya sederhana. Pasangan ini didapati di kebun berduaan, entahlah apa yang dilakukan," kata Kepala UPT PPA Sulsel Meisy Papayungan dikonfirmasi wartawan di Makassar, Rabu 22 Februari 2023.
Pengantin pria diketahui berinisial D usia 12 tahun dan pengantin perempuan masih belia. Pernikahan dini tersebut dilaksanakan pihak keluarga di Desa Kayu Loe dengan menggelar pesta hingga viral di media sosial.
Menurut Meisy, dari informasi yang diterima rata-rata di desa tersebut menyelesaikan masalah seperti itu. Menyelesaikan dengan pernikahan dan tidak mau ambil risiko. Sehingga, ini menjadi tantangan mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat setempat.
"Sebetulnya ini bukan budaya, karena mereka berpacaran (tertangkap). Jadi dengan menutupi siri (malu) itu dengan menikahkan mereka. Padahal, menurut kami itu cara pendek dan cara tidak bertanggungjawab," papar dia menekankan.
Sepekan dari kejadian itu, kata dia, pihak keluarga laki-laki diketahui bersedia menikahkan dengan alasan dispensasi nikah lalu mengurus pernikahan.
Namun, setelah diperiksa silang ternyata tidak ada dari perangkat desa yang mengetahui pernikahan itu.
"Artinya, betul-betul inisiatif keluarganya. Selesai dengan pernikahan, dan tidak akan mengamuk keluarga perempuan. Tapi, tidak selesai masalahnya, harusnya kalau ada begitu dihindari, bukannya malah dinikahkan," ujar Meisy menyayangkan.
Upaya sudah dilakukan pemerintah, salah satunya melalui Pengadilan Agama memfilter melalui permohonan dispensasi, kalau itu disetujui, namun karena tidak ada alasan kuat maka tidak disetujui.
Baca Juga: Ketahui Penyakit Menular yang Rentan Serang Anak-anak, Bahaya Difteri!
Sehingga masyarakat di sana sudah tahu apa yang harus dilakukan sebab, kalau meminta dispensasi maka tidak dipenuhi, sehingga mengambil jalan pendek menikahkannya.
"Tetapi risikonya, kalau anak ini kemudian hamil dan melahirkan, status perkawinan tidak tercatat di negara. Ketika anaknya lahir, tidak punya buku nikah berarti dia bisa tidak mendapatkan akte kelahiran. Bisa dibayangkan, ke depan banyak anak-anak tidak punya nama ayah di akte kelahiran akibat pernikahan seperti ini," ungkap dia.
Selain di Bantaeng, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Sidrap, hanya saja tidak viral di media sosial seperti di Bantaeng. Kejadian pernikahan anak tentu menjadi tanggungjawab orang tuanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Terbongkar! 49 Mobil Dinas DPRD Makassar Raib, Dikembalikan Paksa
-
BRI Permudah Pengajuan Kartu Kredit Tanpa ke Kantor Cabang: Bonus Penawaran Istimewa dan Voucher
-
Pemprov Sulsel Hadirkan Dokter Spesialis ke Pulau Terpencil
-
Kampus di Makassar Diwarnai Razia Mahasiswa dan Ajakan Perang
-
Kejati Sulsel Tetapkan 4 Tersangka Baru Kredit Fiktif Bank BUMN