Hal tersebut diharapkan dapat mendorong pula kualitas dari UMKM yang memang perlu terus ditingkatkan. Dia merinci bahwa lebih dari 45 juta UMKM belum memadai pembiayaanya, di mana sekitar 18 juta di antaranya belum sama sekali mendapat pembiayaan.
Sedangkan sekitar 5 juta pelaku UMKM masih mengakses permodalan melalui rentenir. Oleh karena itu menurutnya pemerintah berharap kepada BRI sebagai bank yang identik dengan UMKM. Menurutnya, BRI harus memperkuat peran bukan sekadar sebagai lender ke UMKM tapi juga pemberdaya.
“Maka dalam cara kerja kita bagaimana BRI berkontribusi meningkatkan produktivitas dan kualitas dari UMKM. Bicara kesejahteraan yang naik, prosperity yang baik brarti kita harus meningkatkan produktivitas, kualitas, itu pekerjaan yang banyak sekali karena kita bicara 65 juta pelaku UMKM. Saya harap antara pemerintah dan lembaga keuangan seperti BRI, tidak hanya membiayai tapi juga memberdayai,” ujarnya.
Sri Mulyani pun berpesan agar tahun ini BRI dapat terus fokus meningkatkan dan ikut menunjang pemulihan ekonomi nasional. Yaitu dengan menjaga kualitas kinerja yang baik dan tentu melalui penerapan prinsip ESG yang semakin kokoh. “Jaga terus sebagai lembaga keuangan yang resilien, namun sekarang saya mengharapkan supaya BRI memberi nilai tambah lebih. Tidak hanya secara finansial, tapi sosial dan juga dari sisi environmental, tentu dengan governance tetap dijaga,” pungkasnya.
BRI Microfinance Outlook 2023 yang diselenggarakan BRI bersama dengan BRI Research Institute merupakan salah satu wadah dan bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM di tengah ketidakpastian ekonomi.
Acara ini dihadiri oleh para narasumber terkemuka yang ahli dibidangnya, diantaranya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri BUMN RI Erick Thohir, Direktur Utama BRI Sunarso, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Seto, dan Staf Ahli Bidang Industri Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari.
Lalu ada juga Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, President & CEO Accion Michael Schlein, Country Director SNV Indonesia Rizki Pandu Permana serta. Professor of Public Policy and Economics, Executive Director of the Financial Access Initiative Jonathan Murdoch.
Berita Terkait
-
BRI Microfinance Outlook 2023: Peran Strategis BRI Akselerasi Inklusi Keuangan & Praktik ESG di Indonesia
-
Hasil BRI Liga 1: Arema FC Tak Berdaya, Dihabisi PSS Sleman di Maguwoharjo
-
Hasil BRI Liga 1: Bungkam Borneo FC 1-0, Persib Kudeta Pucuk Klasemen
-
Wagub Jawa Tengah Minta Perusahaan Besar Ikut Membina UMKM
-
Rezaldi Hehanusa Bergabung, Luis Milla Lengkapi Kepingan Puzzle, Persib Bandung Semakin Dahsyat
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
53 Tersangka Kerusuhan Makassar: Polisi Buru Dalang di Balik Layar!
-
Cek Fakta: Benarkah Stevia Berbahaya Jika Dikonsumsi Jangka Panjang?
-
Mertua Gubernur Jatim Wafat, Andi Sudirman Sampaikan Duka Cita
-
Kementerian PU Janji Bangunan Baru DPRD Makassar Anti Gempa dan Kebakaran
-
Air Mata di Balik Layar Prostitusi Online Michat