SuaraSulsel.id - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan, Indonesia perlu seorang pemimpin filsuf seperti era Yunani kuno. Hal itu agar pikiran, ide, dan gagasannya tidak hanya dinikmati bangsa sendiri, tetapi juga oleh masyarakat global.
"Teknologi sekarang sudah mengancam demokrasi, karena begitu mudahnya membuat orang populer. Sehingga orang populer itu identik dengan pemimpin, padahal banyak racunnya juga. Mereka hanya populer, tetapi nggak bisa memimpin," kata Fahri saat menjadi keynote speaker dalam Gelora Talks Edisi Spesial ke-77, Sabtu (7/1/2023).
Diskusi bertajuk 'Kreasi Seni dan Budaya dalam Membangun Peradaban Bangsa' ini juga dihadiri Ketua Bidang Seni Budaya Ekraf Partai Gelora Deddy Mizwar, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi Dedi Miing Gumelar, Musikus Internasional Franki Raden dan Komedian Nasional Jarwo Kwat.
Menurut Fahri, demokrasi Indonesia saat ini menghadapi dilema, karena orang-orang tidak bermutu lebih populer daripada orang bermutu.
Baca Juga: Fahri Hamzah Ditangkap Polisi Gegara Hina Anies Baswedan, Benarkah?
Mereka tidak mempunyai pikiran-pikiran besar seperti Bung Karno (Soekarno), tetapi kerjaanya hanya memanipulasi popularitas dengan memanfaatkan kemajuan teknologi agar bisa menang Pemilu.
"Ini ancaman serius, ini tantangan kita. Kita dipaksa menerima fakta bahwa orang-orang tidak bermutu lebih populer, daripada orang bermutu," katanya.
Sehingga untuk memenangi Pemilu di Indonesia diperlukan strategis khusus agar orang-orang tidak populer yang mempunyai pikiran dan gagasan besar bisa menjadi pemimpin.
"Untuk mengendalikan orang-orang tidak bermutu, kita perlu seorang filsuf seperti dalam demokrasi di Athena, Yunani. Penduduknya cuman puluhan ribu, tetapi para filsufnya mengatakan, bahwa yang memimpin negara itu harus filsuf," ujar Wakil Ketua DPR Periode 2009-2014 ini.
Para filsuf ini, lanjut Fahri, yang akan mengendalikan pikiran-pikiran besar dalam membangun peradaban Indonesia. Dimana nantinya tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga infrastruktur pemikiran.
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Mahfud MD Makin Kurus usai Gaduh Perppu Cipta Kerja, Doakan Begini
Sehingga pemikirannya tidak hanya dinikmati bangsa sendiri, tetapi juga masyarakat global. "Makanya kami ingin filsuf kami, ketua umum kita (Anis Matta) menjadi presiden," ujarnya.
Dalam pandangan Fahri, Anis Matta seseorang yang memiliki ide yang kuat, mengerti sejarah dan kebudayaan, serta mencintai kesenian. Artinya, dimensi yang diketahui, tidak hanya soal duniawi (dunia), tetapi juga ukharawi (akhirat).
"Anis Matta mengerti betul bagaimana cara kerja negara, cara kerja dunia, cara kerja agama dan cara kerja kebudayaan. Kalau dia jadi presiden bisa menciptakan kesigapan, dan implikasi dari apa yang dia pikirkan itu juga banyak," katanya.
Anis Matta, lanjut Fahri, juga tahu bahwa Indonesia saatnya berperan sebagai pemimpin global, karena peradaban barat saat ini sedang stagnan atau mandeg dengan menciptakan ide Arah Baru Indonesia, dan menjadikan Indonesia 5 besar dunia.
"This is our turn, ini giliran kita sekarang untuk menjadi aktor perubahan. Para pejabat kita harus terus diinspirasi, bahwa sekarang giliran kita berperan di tingkat global. Tetapi kelihatannya pejabat kita seperti masih lunglai dan lemah, tidak mempunyai pikiran yang tajam dan mendalam," katanya.
Karena itu, tugas Partai Gelora untuk mengimplan para pemimpin dan jajarannya menjadi pemimpin nasional yang memiliki pikiran dan jiwa perubahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Perintah Hemat Prabowo Mulai Longgar, Sri Mulyani Buka Blokir Anggaran Rp129 Triliun Bagi 99 K/L
-
Cukai Minuman Manis Batal Berlaku di 2025
-
Ekonomi Loyo, Pajak Ambles Rp77 Triliun: APBN Mei 2025 Minus!
-
Perang Iran-Israel Bikin Sri Mulyani Was-was, Kenapa?
-
Here We Go! Jaka Pindah ke Leeds United, Jay Idzes Direkrut Udinese?
Terkini
-
Geger! Mantan Sekda Sulsel Tagih Gaji 8 Miliar, Pemprov: Dasar Hukumnya Mana?
-
Apa Itu Terapi Oksigen dan Manfaatnya Bagi Tubuh?
-
Presiden Prabowo: 4 Pulau Milik Aceh!
-
Rupiah Terancam Rp16.600 Akibat Konflik Iran-Israel: Investor Panik Cari Aset Aman
-
19 Kantor Bank di Sulawesi Selatan Tutup, Apa yang Terjadi?