SuaraSulsel.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, akan memantau proses terjadinya gerhana bulan total pada Selasa (8/10) malam di kantor BMKG setempat Jalan Prof Basalamah (eks Racing Center) Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kami akan memantau dengan menggunakan teleskop. Tapi bisa juga diamati langsung dengan mata. Pemantauan terbuka untuk umum," kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah saat dikonfirmasi, Senin 7 November 2022.
Gerhana bulan total terjadi pada 08 November 2022 waktu Indonesia. Gerhana tersebut, kata dia, dapat diamati di wilayah Indonesia.
Fase Gerhana bulan total juga dapat dilihat, diamati di wilayah Asia, Australia, Pasifik dan Amerika.
Untuk fase terjadinya gerhana bulan total diperkirakan dimulai Gerhana Penumbra (permulaan) mulai (P1) pukul 16.02 WITA. Selanjutnya, Gerhana Sebagian mulai (U1) 17.09 WITA.
Gerhana total mulai (U2) pukul 18.16 WITA. Puncak gerhana (UT) pukul 19.00 WITA.
Gerhana total berakhir (U3) pada pukul 19.41 WITA. Gerhana Sebagian berakhir (U4) pukul 20:49 WITA dan Gerhana Penumbra berakhir (P4) pada pukul 21.56 WITA.
Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan masyarakat Indonesia dapat mengamati fenomena gerhana bulan total pada 8 November 2022.
"Gerhana bulan total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama satu jam 24 menit 58 detik," kata peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Andi Pangerang.
Seluruh wilayah Indonesia kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bengkulu dapat mengamati puncak gerhana bulan total tersebut.
Sementara durasi umbra yakni gerhana bulan sebagian dan total berlangsung selama 3 jam 39 menit 50 detik.
Lebar gerhana bulan total tersebut sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana tersebut termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
"Dampak dari gerhana bulan total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, purnama maupun bulan baru," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor