SuaraSulsel.id - Benteng Keraton Buton atau sering disebut Benteng Wolio di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara memiliki luas sekitar 23,3 hektare.
Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) bersama Guinness Book of World Record pada September 2006 menobatkan Benteng Wolio sebagai bangunan pertahanan terluas di dunia.
"Jika masyarakat dunia mengenal ada Tembok Raksasa di Cina atau The Great Wall of China, kita di Indonesia, khususnya di Baubau ini punya benteng terpanjang yang juga harus diketahui dunia," kata Wali Kota Baubau AS Tamrin.
Thamrin mengatakan, Pemerintah Kota Baubau sedang berupaya menjadikan Benteng Keraton Buton sebagai situs warisan dunia.
Baca Juga: Moeldoko Tinjau Pembangunan Bandara Lantagi Buton Utara
"Tentu tak mudah, namun upaya sedang dan terus dilakukan sehingga ikhtiar Benteng Keraton Buton sebagai situs warisan dunia dapat diwujudkan dengan sinergi bersama," ujarnya.
Saat ini, benteng tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2003.
Jika melihat sejarahnya, pembangunan Benteng Keraton Buton sendiri dimulai pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III bernama La Sangaji dengan gelar Sultan Kaimuddin.
Awalnya, bentuk bentengnya hanya berupa tumpukan batu yang disusun mengelilingi kompleks istana.
Tujuan pembangunan adalah untuk membatasi area istana dengan perkampungan masyarakat. Sekaligus sebagai benteng pertahanan.
Baca Juga: Unjuk Rasa Menolak Perpanjangan Kontrak Karya PT Vale di Sulawesi Tenggara Ricuh
Kemudian, benteng dari tumpukan batu tersebut dibangun secara permanen pada masa pemerintahan Sultan Buton IV, La Elangi atau Sultan Dayanu Ikhsanuddin.
Pembangunan benteng secara permanen pada masa kejayaan Kesultanan Buton itu, punya tujuan untuk menunjukkan eksistensi kerajaan.
Berkat adanya benteng tersebut, Kesultanan Buton bisa bertahan dan terhindar dari para musuhnya hingga empat abad lebih.
Alasan lain Kesultanan Buton bisa bertahan adalah karena letak bentengnya yang ada di puncak bukit dengan jalan terjal, sehingga bisa jadi tempat pertahanan yang baik pada masanya.
Hingga kini, bangunan banteng tersebut masih bisa dilihat wisatawan dan masih berdiri dengan kokoh, meski sudah berusia ratusan tahun.
Wisatawan yang datang ke tempat ini bisa melihat pemandangan Kota Baubau serta mengamati hilir mudik kapal di Selat Buton dari atas Benteng Wolio.
Berita Terkait
-
PLN Siapkan Listrik Bersih untuk Hilirisasi Mineral Smelter Antam di Kolaka, Sultra
-
KUR di Sulawesi Tenggara Tembus Rp3,4 Triliun! BRI Jadi Primadona
-
Pertanian Berkelanjutan Makin Berkembang di Sekitar Industri Nikel Ceria
-
Profil Rizky Saputra, Pemain Sulteng Jotos Wasit PON 2024 sampai Diangkut Ambulans
-
Warga Ngeluh Susah Cari Kerja, ASR Pamer Program Ini
Tag
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Siswa Tuna Rungu di Makassar Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru
-
KPK Kejar Aliran Uang Korupsi Kereta Api Sulsel
-
Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun