SuaraSulsel.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka lajur Jalan Nasional Trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Mamuju dengan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang terputus akibat longsor.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, saat ini jalan pada ruas yang terkena imbas longsor tersebut sudah dibuka untuk satu lajur kendaraan.
"Alhamdulillah sudah fungsional 1 lajur pada Sabtu, 29 Oktober, pukul 17.43 Wita. Longsoran cukup besar, sehingga pengerjaan pembersihan untuk pembukaan dua lajur akan dilakukan secara hati-hati, dan membutuhkan waktu," kata Hedy dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 30 Oktober 2022.
Hedy mengatakan, Kementerian PUPR segera menyiapkan penanganan permanen untuk mencegah terulangnya longsor.
"Saat ini tim sudah berada di lapangan untuk menyiapkan desain permanen penataan lereng secara menyeluruh," ujarnya.
Longsor yang terjadi di sejumlah titik di jalur Trans Sulawesi diakibatkan tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan itu sejak Kamis (27/10).
Longsoran batu, tanah, bahkan pohon tumbang terjadi pada ruas Bts. Kabupaten Mamuju - Tameroddo pada KM. 77+700, KM. 77+800, KM. 78+400, dan KM. 84+200. Keempat titik longsoran tersebut sudah fungsional 2 arah jalan (penangan darurat) pada Kamis, pukul 17.08 WITA.
Namun pada Kamis (27/10) pukul 19.00 WITA, terjadi lagi longsor susulan luar biasa di KM. 84+500 (Sangiang) sepanjang sekitar 100 m, karena tanah dan batuan yang mengandung air masih bergerak dari atas.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Barat Kementerian PUPR Sjofa Rosliansjah mengatakan, untuk penanganan darurat telah mengerahkan tujuh unit alat berat untuk membersihkan material akibat longsoran.
Baca Juga: Sebagian Jalan Jogja-Wonosari Bukit Bintang Longsor, Pengendara Diimbau Cari Jalan Alternatif
"Selama pembersihan, lalu lintas diatur dengan skema buka-tutup berkoordinasi dengan Kepolisian serta dilengkapi dengan rambu pengamanan. Pengguna jalan diharapkan berhati-hati, lalu lintas akan ditutup saat hujan untuk mengurangi risiko kecelakaan tertimbun longsoran," kata Sjofa.
Selanjutnya untuk penanganan permanen akan dilakukan setelah kajian menyeluruh agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan terulangnya longsor.
"Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh BPJN Sulbar yakni memetakan topografi dengan potongan memanjang dan melintang pada lokasi longsoran, melakukan penyelidikan tanah (geologi) secara menyeluruh pada lokasi longsoran, melakukan pengujian dan analisis laboratorium tanah, dan kemudian menentukan penanganan yang akan dilakukan pada lokasi," ujar Sjofa. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen
-
3 Tersangka Perumda Palu Dijebloskan ke Penjara!
-
Penampakan Ulat di Sayur Brokoli MBG Siswa SD Makassar
-
Detik-Detik Bocah 3 Tahun Terjatuh ke Laut di Pantai Losari