Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 28 Agustus 2022 | 18:58 WIB
Ilustrasi bayi (Pexels/Rene Amussen)

SuaraSulsel.id - Rahayu dan Hasdar sudah menikah selama 5 tahun. Mereka terus berusaha agar diberi bayi.

Segala macam cara sudah dilakukan pasangan ini. Mulai dari program hamil hingga memeriksakan diri ke dokter.

Hingga suatu hari, dokter mendiagnosa salah satu dari mereka bermasalah kesehatannya. Mengakibatkan Rahayu tidak bisa hamil secara normal.

"Kami sudah datang ke sejumlah dokter. Namun ternyata salah satu dari kami didiagnosa dokter bermasalah," kata Rahayu, Minggu, 28 Agustus 2022.

Dokter kandungan menyarankan jika ingin punya anak, maka harus ikut program bayi tabung. Rahayu pun mengaku sempat putus asa. Sebab biaya untuk bayi tabung sangat mahal.

Ia diminta menyiapkan uang sekitar Rp80 juta. Sementara, penghasilan suaminya sebagai pedagang material bangunan tidak mencukupi.

"Tahun 2020 kami disarankan ikut bayi tabung, tapi kami tunda dulu karena masalah finansial. Uang tidak cukup. Jadi harus nabung dulu," sebutnya.

Rahayu dan Hasdar adalah pasangan yang mendapatkan kado istimewa dari Morula IVF Makassar. Layanan klinik untuk bayi tabung itu akan menanggung semua biaya untuk program bayi tabung bagi pasangan ini.

Keduanya memenangkan undian yang digelar oleh Morula IVF Makassar di ulang tahunnya yang ke lima. Rahayu mengaku masih tak percaya hingga kini.

"Saya masih sangat tidak percaya, karena kami hanya sekadar mendaftar dan mengikuti syaratnya. Ikhlas intinya, hingga akhirnya ternyata kami yang menang undian," ujar Rahayu.

Direktur Morula IVF Makassar, Prof Nusratuddin Abdullah menambahkan, harga program bayi tabung di Morula IVF Makassar berkisar Rp80 juta. Harga ini termasuk lebih murah dibanding daerah lainnya, seperti Jakarta.

"Rata-rata bayi tabung itu berkisar Rp80 juta. Di Makassar, termasuk yang paling murah karena beberapa testimoni mengatakan di Jakarta ternyata sampai Rp120 juta," ujarnya.

Kenapa Program Bayi Tabung Mahal

Ia mengatakan harga program bayi tabung memang terkesan mahal. Karena banyak komponen biaya yang dibutuhkan.

Seperti pemeriksaan laboratorium, obat-obatan, prosedur medis serta pemantauan selama program IVF tersebut. Sementara untuk komponen biaya obat-obatan untuk program IVF hanya hanya sekitar 30 persen dari keseluruhan biaya.

"Tapi harganya juga sangat tergantung dari usia dan cadangan sel telur. Kalau semakin bertambah umur, maka sel telur berkurang jadi akan semakin mahal karena semakin banyak obat yang harus disuntikkan. Dosisnya lebih tinggi dibanding orang yang lebih muda," bebernya.

Kendati mahal, pogram bayi tabung ternyata semakin diminati masyarakat kota Makassar. Kata Nusratuddin, ada sekitar 30 pasien per bulan yang ikut program ini.

Keberhasilan bayi tabung sejauh ini juga ada 40 persen berhasil dan 60 persen gagal. Namun, angka ini disebut cukup tinggi dibanding dengan kehamilan normal yang hanya 25 persen saja.

"Ada yang coba sampai sembilan kali hamil selalu gagal. Padahal, satu kali program bisa sampai 100 juta," ungkapnya.

Sementara Chief Executive Officer PT Morula Indonesia Ivan Rizal Sini, mengatakan 45 persen dari kegagalan pembuahan terjadi karena faktor sperma yang tidak berkualitas.

Ada banyak faktor penyebab sperma menurun. Seperti pola hidup yang tidak sehat dan juga kebiasaan merokok.

Kata Ivan, perkembangan teknologi medis, termasuk fertilisasi saat ini dinilai mampu mendukung para pasangan yang ingin mendapatkan buah hati. Salah satu solusi yang bisa dilakukan yakni mengikuti program bayi tabung.

Morula IVF Makassar juga segera mendatangkan IMSI atau teknologi terkini IVF. Teknik untuk pemilihan sperma dengan kualitas terbaik.

Teknik ini bisa dapat memilih sperma dengan pembesaran mikroskop hingga 6000 kali. Tentunya memilih perma secara lebih akurat dan teliti.

"Jadi lebih canggih dengan generasi sebelumnya yang pakai teknik ICSI atau Intracytoplasmic sperm injection yang hanya dapat memilih sperma dengan pembesaran mikroskop 200 kali," ungkapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More