Ilustrasi media sosial. [shutterstock]
Segala aktivitas di ruang digital memerlukan etika, yang berguna sebagai pelindung dari dampak negatif yang mungkin terjadi di ruang digital.
“Di ruang digital, kita akan sering bertemu dengan orang yang memiliki budaya dan latar belakang yang berbeda dan akan timbul standar etika baru," jelas Syarif Maulana.
Dalam kaitannya dengan branding, lanjut dia, berperilaku etis di ruang digital berperan sebagai rambu-rambu agar tidak melakukan penghinaan.
"Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan. Pertama, tidak melakukan pencemaran nama baik suatu golongan dalam melakukan campaign branding. Kedua, tidak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan masyarakat demi keuntungan satu pihak," imbuh Syarif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
Terkini
-
Respons Warga Makassar soal Registrasi Kartu SIM Wajib Verifikasi Wajah di 2026
-
Rahasia Peradaban 8.000 Tahun di Sulawesi Tengah, Fadli Zon Serukan Pelestarian
-
Anak Buah Tito Karnavian dan Lima Orang Ini Dicegah ke Luar Negeri
-
15 Jasad Korban Panti Werdha Hangus Tak Bisa Dikenali
-
Wali Kota Makassar Akan Bongkar Bangunan dan Parkir Liar