SuaraSulsel.id - Angka kekerasan terhadap anak di kota Makassar sangat tinggi. Pemerintah Kota Makassar mencatat ada 197 kasus kekerasan yang terjadi selama tahun 2022.
Kepala UPTD PPA Kota Makassar Muslimin mengatakan anak-anak tersebut lebih banyak jadi korban secara fisik. Lalu dibarengi dengan kekerasan seksual.
"Ada 34 persen yang mengalami kekerasan fisik, kemudian ada juga yang sudah kekerasan fisik, dia juga mengalami kekerasan seksual," ungkapnya, Sabtu 23 Juli 2022.
"Sisanya penelantaran, ada juga karena mencuri dan jadi korban perdagangan orang," lanjut Muslimin.
Ia mengaku anak yang jadi korban kekerasan di Kota Makassar semakin memprihatinkan. Angka tahun lalu, pihaknya mendata ada sekitar 770 anak yang jadi korban.
Yang mencengangkan adalah semakin banyak anak yang mengalami kekerasan seksual. Dari laporan itu, paling dominan dilakukan oleh orang di sekitar lingkungan korban.
Ia mengaku tidak ada tempat yang nyaman buat anak-anak saat ini. Makanya mereka aktif untuk melakukan sosialisasi kepada orang tua ataupun anak itu sendiri agar bisa melindungi diri
Pihaknya juga saat ini melakukan pendampingan hukum bagi anak yang berkasus. Rata-rata dari mereka karena jadi pelaku tawuran dan geng motor.
"Seperti yang ditangkap karena tawuran atau geng motor, itu juga kita beri perlindungan hukum kalau dia masuk kategori anak," ungkapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemprov Sulsel Mirnawati menambahkan angka kekerasan terhadap anak memang paling tinggi di Kota Makassar. Kemudian ada Parepare dan kabupaten Wajo.
Ia mengatakan pihaknya akan melakukan kerjasama dengan kementerian agama untuk melakukan pembinaan atau tes soal ilmu parenting terhadap mereka yang mengurus surat pernikahan. Cara ini dianggap bisa jadi solusi agar pasangan tidak asal menikah.
"Kita mau kerjasama dengan kementerian agama, jadi sebelum keluar surat nikahnya, harus dulu dites dengan pembelajaran keluarga. Ini bagus untuk ketahanan keluarga karena rata-rata anak ini ada yang diterlantarkan dan jadi korban kekerasan seksual dari orang terdekatnya," jelasnya.
Kata Mirnawati, kondisi aktual di Sulawesi Selatan saat ini menunjukkan perlunya ada perhatian serius dari pemerintah terkait dengan maraknya kasus kekerasan yang terjadi pada anak.
Berdasarkan laporan di aplikasi Simfoni PPPA, rata-rata kasus yang ditangani pihaknya saat ini adalah korban kekeras seksual.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Disekap di Kamar Kos, Bocah di Penjaringan Jakut Babak Belur Dianiaya Pacar Ibunya
-
Mira Hayati Tidak Dipenjara di Sel, Nikmati 'Kebebasan' Meski Rugikan Ribuan Orang
-
Harga Tiket Kapal Laut Makassar-Surabaya April 2025 dengan Jadwal Terbaru
-
Kandaskan CAHN FC, PSM Buka Kans Akhiri Titel Juara Bertahan Puluhan Tahun Wakil Singapura
-
Hina Indonesia Negara Miskin, Anco Jansen Kini Semprot Mees Hilgers Cs
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Terkini
-
Menteri Pertanian: Petani Kakao, Cengkeh, dan Kelapa Senang Kalau Krisis Ekonomi
-
Mau Sukses dan Jadi Orang Kaya? Menteri Pertanian: Hindari Kebiasaan Mengeluh
-
Haji Mabrur: Lebih dari Sekadar Ritual, Tapi Perjalanan Menyucikan Jiwa
-
Tidak Cukup Niat, Ini 3 Kemampuan Wajib Dimiliki Jemaah Haji
-
Insentif Guru Besar Unhas Naik Jadi Rp5 Juta