SuaraSulsel.id - Pengamen badut kini menjadi fenomena baru di Kota Makassar. Mereka bahkan bisa ditemui di sepanjang lampu merah dan SPBU, di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Rata-rata dari mereka masih berusia anak-anak dan remaja. Mereka menjajakan jasa hiburan untuk para pengendara di balik kostum tebal yang lucu.
Salah satunya adalah Reynaldi. Remaja berusia 17 tahun itu terlihat lincah bergerak di balik kostum badut berwarna kuning.
Pria asal Samarinda, Kalimantan Timur ini memang sengaja datang ke Kota Makassar untuk mengadu nasib supaya lebih baik. Pilihan menjadi cosplayer Winni The Poh pun harus dilakukan agar ia bisa menafkahi hidup.
"Kalau jadi badut jalanan sudah sekitar tiga tahun. Sejak SMP, mba," ujarnya saat ditemui SuaraSulsel.id di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Kamis, 21 Juli 2022.
Reynaldi bercerita, ia terpaksa tidak melanjutkan sekolah ke SMA usai lulus SMP. Keterbatasan biaya pendidikan jadi masalahnya.
Ia mengaku harus memutar otak untuk mendapatkan uang demi biaya hidup. Ia tidak mau menjadi beban bagi ke dua orang tuanya yang juga tak punya pekerjaan tetap.
"Saya tidak mau jadi beban bagi orang tua. Mereka juga tidak ada pekerjaan tetap," ungkapnya.
Setiap hari, Reynadi melihat tetangganya yang lewat di depan rumah menjadi badut jalanan. Ternyata penghasilan jadi pengamen badut lumayan.
Reynaldi lalu mengaku tertarik dan mulai ikut-ikutan jadi badut.
"Pertama kali jadi badut itu panas, gerah. Kan tebal ini (bonekanya). Tapi sudah terbiasa," ucapnya.
Awalnya, Reynaldi hanya menyewa boneka badut untuk berdiri di lampu merah. Belakangan, ia bisa membeli boneka tebal itu dengan tabungannya sendiri.
"Dulu bonekanya saya sewa Rp35 ribu dua jam. Saya berhasil kumpul uang dan beli sendiri. Harganya Rp3 juta," ungkapnya.
Reynaldi lalu memberanikan diri merantau ke Makassar. Informasi dari temannya, belum ada badut "yang beroperasi" di sini.
"Saya ke sini sama satu orang teman naik kapal laut. Kita kos di belakang (kampus) Dipanegara," ujarnya.
Setiap hari Reynaldi harus berjibaku menggunakan kostum badut yang serba tebal. Dia berbagi tugas dengan temannya.
"Siang hari teman saya, malamnya saya. Sampai jam 11 malam," ungkapnya.
Dalam sehari, ia bisa mendapat uang Rp 150 ribu sekali mengamen. Itu pun jika posisinya ramai dan banyak dermawan yang memberinya uang.
Beda cerita saat sepi. Dalam sehari, ia paling banyak mengumpulkan uang Rp 50 ribu. Uang itu pun harus mereka sisihkan untuk membayar biaya indekos.
"Saya jalan kaki dari SPBU ke SPBU di sepanjang Jalan Perintis. Kadang singgah di depan tempat perbelanjaan," ujarnya.
Reynaldi berharap bisa mencari uang dengan aman dan nyaman di kota ini. Tidak ada penertiban oleh petugas seperti di daerah lain.
"Sejauh ini belum ada tapi semoga tidak ada, mba. Kasihan kalau harus lari dikejar-kejar pakai boneka ini," harapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Yusril Pastikan Pendampingan Hukum ke Tahanan Kasus Kerusuhan Makassar
-
Fakta dan Data Jelang Persita Tangerang vs PSM Makassar di BRI Super League 2025 Pekan Ke-5
-
Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Divonis 7 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Diduga Pengeroyok Driver Ojol yang Tewas di Makassar Ditangkap
-
Yusril Sebut Tersangka Pembakar Gedung DPRD Makassar Dijerat UU ITE: Mereka Tak Terindikasi Makar
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Kamera Terbaik September 2025
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
Terkini
-
Wali Kota Makassar Ingin Bangun Stadion Untia Tanpa Utang
-
Persita Siap Gebuk PSM Makassar, Ini Kata Pelatih Pena
-
Unhas Kenang Jasa Pahlawan dan Keluarga: Ziarah Makam Sultan Hasanuddin Jadi Momen Refleksi
-
BMKG: Makassar Belum Masuk Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
-
Yusril Belum Butuh Tim Pencari Fakta Kerusuhan Makassar, Kenapa?