Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 18 Juli 2022 | 17:45 WIB
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menjelaskan alasan penolakan rel kereta api di atas tanah, Senin 18 Juli 2022 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Toilet itu dibuat dua bilik. Satu untuk pria dan satunya untuk wanita. Di sebelah kanan, terdapat dua wastafel cuci tangan yang juga rusak.

Untuk pria, terdiri dari satu toilet kubikal (cubicle) untuk buang air besar dan satu kloset berdiri.

Sementara untuk wanita terdiri dari dua toilet kubikal dengan kloset duduk. Baik toilet pria dan wanita tak berfungsi lagi.

"Kalau yang pertama rusak itu bagian pintu dan kran air. Baru sebulan digunakan sudah rusak," tambahnya.

Baca Juga: Wali Kota Makassar Tolak Pembangunan Rel Kereta Api di Atas Tanah: Melanggar Tata Ruang dan Menimbulkan Banjir

Ia mengaku selama ini toilet tak hanya digunakan oleh para siswa saja. Namun warga sekitar juga memanfaatkannya karena letaknya dekat dengan gerbang.

"Tapi sudah jarang digunakan karena air tidak mengalir. Krannya rusak, longgar," ungkapnya.

Ia mengaku sudah beberapa kali mengadukan soal kerusakan toilet ke pengurus sekolah. Namun mereka juga tak bisa berbuat banyak karena sekolah tak punya anggaran perbaikan.

Kondisi yang sama terjadi di SMPN 24 Makassar dan SD Sambung Jawa. Toilet terlihat baru dibersihkan setelah berita viral di media sosial.

"Kalau disini hanya kran airnya dan cermin yang rusak. Jadi anak-anak kalau mau kencing atau buang air besar bawa air sendiri. Kalau cermin ini, lemnya tembus jadi berwarna biru bentuknya," kata salah satu penjaga sekolah yang enggan disebut namanya.

Baca Juga: Diperiksa Kejaksaan, Kepala Dinas Pendidikan Makassar Dukung Langkah APH Selidiki Kasus Smart Toilet

Diketahui, pembangunan toilet ini tersebar di beberapa sekolah di 15 kecamatan. Setiap kecamatan anggarannya berbeda-beda.

Di Kecamatan Mariso misalnya. Ada lima sekolah dengan anggaran Rp1,12 miliar.

Kemudian, lima sekolah di Kecamatan Bontoala menelan anggaran Rp924,2 juta, tujuh sekolah di Kecamatan Mamajang dianggarkan Rp1,61 miliar.

Enam sekolah di Kecamatan Tamalate Rp1,29 miliar, delapan sekolah di Kecamatan Manggala senilai Rp2,64 miliar, Enam sekolah di Kecamatan Ujung Tanah, Rp1,10 miliar.

Kemudian, sembilan sekolah di Kecamatan Rappocini dengan anggaran Rp1,76 miliar, enam sekolah di Kecamatan Tamalanrea, Rp1,25 miliar, tiga sekolah di Kecamatan Wajo, Rp739 juta.

Untuk Sangkarrang Rp1,04 miliar, Kecamatan Tallo Rp821,8 juta, Kecamatan Panakkukang Rp1,08 miliar, Kecamatan Makassar Rp390,1 juta, Kecamatan Biringkanayya Rp2,68 miliar dan Kecamatan Tallo terkhusus Pulau Lakkang Rp377 juta.

Load More