Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 17 Juli 2022 | 09:32 WIB
Masyarakat membawa jenazah korban penyerangan KKB di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu 16 Juli 2022 [Dok Penrem 172/PWY]

SuaraSulsel.id - Satu dari 10 orang korban tewas. Dalam pembantaian oleh OPM atau KKB merupakan seorang pelayan Tuhan di Kampung Nogolait, Nduga. Korban diketahui bernama Pendeta Elias Erbaye, orang asli Papua (OAP).

“Kita mengecam aksi keji (KKB) ini hingga merenggut banyak nyawa masyarakat sipil termasuk seorang pelayan Tuhan,” ujar Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI J.O Sembiring, Sabtu 16 Juli 2022.

Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, kata Danrem, seorang pendeta dihormati dan dilindungi dari tindak kekerasan. Bukan sebaliknya.

“Kalau pelayan Tuhan saja berani dibunuh secara sadis, apakah masih bisa dikatakan orang tersebut beriman,” katanya.

Baca Juga: 6 Fakta Serangan TPNPB di Nduga, Warga Sipil yang Jadi Korban Terus Bertambah

Danrem pun geram dengan kekejaman KKB terhadap pelayan Tuhan tersebut.

Pendeta Elias Erbaya meregang nyawa setelah dibacok dan menerima tembakan dari KKB. Jenazah saat ini telah diambil oleh pihak keluarga dan akan dimakamkan di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga,” bebernya.

Selain menewaskan seorang pendeta, lanjut Danrem, penyerangan KKB di Kampung Nogolait juga menyebabkan sopir Bupati Nduga bernama Mahmud Ismail (50) meninggal dunia.
“Sebanyak 12 warga sipil menjadi korban, 10 orang meninggal dunia dan 1 orang luka berat serta 1 orang luka ringan,” terang J.O Sembiring.

Sebelumnya, sebanyak 10 orang dinyatakan tewas dalam serang KKB di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu pagi. Serangan itu juga menyebabkan 2 orang lainnya mengalami luka-luka.

Aparat Polres Nduga saat ini dibantu Satgas Damai Cartenz dan TNI masih terus mendalami latar belakang dari penembakan terhadap warga sipil tersebut.

Baca Juga: Profil Egianus Kogoya: Umur Baru 23 Tahun, Kini Jadi Tokoh Utama Konflik Berdarah Di Nduga

Load More