SuaraSulsel.id - Jumlah kerbau yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Toraja terus bertambah.
Hingga Selasa, 12 Juli 2022, pemerintah mencatat jumlah kerbau yang positif PMK saat ini mencapai 129 ekor. 101 ekor di Toraja Utara dan 28 ekor di Tana Toraja.
Kepala Dinas Peternakan Toraja Utara Lukas Datubarri mengaku pihaknya tak bisa berbuat banyak. Untuk mengatasi PMK di Toraja Utara. Mereka hanya berupaya menekan wabah dengan menghentikan jalur keluar masuk bagi hewan ternak.
"Kami sangat keterbatasan dana. Jadi hanya isolasi semua perbatasan dan kasih vitamin. Sekarang kami lagi kewalahan karena obat," kata Lukas saat dikonfirmasi SuaraSulsel.id, Selasa 12 Juli 2022.
Lukas mengaku tak punya obat-obatan untuk hewan yang terjangkit PMK. Mereka sudah minta ke provinsi dan pusat tapi belum dapat juga.
"Kami heran kenapa terlambat sementara penyebaran semakin meluas. Ketersediaan obat-obatan tidak ada. Kami sudah minta tapi tidak tahu kenapa belum turun ke lapangan," ungkapnya.
Ia menambahkan sedang menggelar rapat untuk rencana ganti rugi. Namun, mereka tak punya uang.
Pemkab Toraja Utara kemudian akan mengusulkan agar pemerintah pusat bisa membantu. Rencananya ganti rugi Rp10 juta per ekor. Jika pengusulan itu disetujui.
Namun, untuk syarat ganti rugi adalah hewan ternak itu harus dimusnahkan. Mereka dipaksa untuk mati.
Baca Juga: Mendes Larang Dana Desa Dipakai untuk Bayar Ganti Rugi Ternak Mati karena PMK
"Tapi kami tidak bisa serta merta musnahkan. Nilai ekonomi kerbau di Toraja itu sangat tinggi apalagi kalau dengan kompensasi Rp10 juta" jelasnya.
Ia mengaku sudah bertemu dengan semua peternak yang kerbaunya terjangkit PMK. Beberapa peternak meminta agar kerbau itu tetap dirawat.
"Peternak minta ini ditangani serius. Apalagi masih ada 300 ekor kerbau yang tertahan di pasar Bolu karena kita isolasi," kata Lukas.
Kepala Dinas Peternakan Pemprov Sulsel Nurlina Saking menambahkan sudah menghentikan jalur ternak masuk ke Sulsel sejak 5 Juli 2022. Pihaknya juga berencana segera melakukan vaksinasi.
"Kita mendapatkan bantuan vaksin dari pemerintah pusat Kementan itu sebanyak 15 ribu dosis," ujar Nurlina.
Vaksin itu akan disalurkan terlebih dahulu ke Toraja Utara dan Tana Toraja. Setelah itu ada Bone dan Bantaeng.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel
-
Kisah Kelam 11 Desember: Westerling Sang Algojo Muda yang Menewaskan 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan
-
BRI Dorong Akses Keuangan di Daerah Terpencil melalui Teras Kapal
-
Intip Konsep Unik Klinik Gigi Medikids Makassar, Bikin Anak Betah