Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 12 Juli 2022 | 16:18 WIB
Sampel darah dan liur kerbau diperiksa. [Berita Bali//Istimewa]

Ia mengaku sudah bertemu dengan semua peternak yang kerbaunya terjangkit PMK. Beberapa peternak meminta agar kerbau itu tetap dirawat.

"Peternak minta ini ditangani serius. Apalagi masih ada 300 ekor kerbau yang tertahan di pasar Bolu karena kita isolasi," kata Lukas.

Kepala Dinas Peternakan Pemprov Sulsel Nurlina Saking menambahkan sudah menghentikan jalur ternak masuk ke Sulsel sejak 5 Juli 2022. Pihaknya juga berencana segera melakukan vaksinasi.

"Kita mendapatkan bantuan vaksin dari pemerintah pusat Kementan itu sebanyak 15 ribu dosis," ujar Nurlina.

Baca Juga: Mendes Larang Dana Desa Dipakai untuk Bayar Ganti Rugi Ternak Mati karena PMK

Vaksin itu akan disalurkan terlebih dahulu ke Toraja Utara dan Tana Toraja. Setelah itu ada Bone dan Bantaeng.

"Di Bone ini kita awasi karena ada empat ekor sapi dari Toraja. Waktu itu belum terkonfirmasi sesampainya di Bone, kerbau itu sakit," ungkapnya.

Menteri Pertanian Koordinasi BNPB

Mengutip Antara, sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkaitan dengan kerja sama penanganan pencegahan penularan virus penyakit kuku dan mulut (PMK).

"Kita sudah turun tangan soal PMK dan kerja sama dengan BNPB sudah kita lakukan. TNI Polri juga sudah turun tangan," katanya saat mengunjungi Pasar Pabaeng-baeng Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 11 Juli 2022.

Baca Juga: Berkurban Tanpa Pamer di Sosmed, Lesti Kejora dan Rizky Billar Dipuji oleh Netizen

Menurut dia, penanganan masalah virus PMK bukan hal yang mudah. Sehingga perlu dikoordinasikan dengan semua pihak. Agar bekerja sama melakukan aksi pencegahan pada penyebaran virus hewan tersebut sehingga bisa diminimalisasi.

Load More