Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 26 April 2022 | 12:49 WIB
Ilustrasi setan. [Shutterstock]

SuaraSulsel.id - Setan menggunakan banyak cara untuk menjerumuskan manusia ke dalam kebathilan dan menghalangi manusia dari al haq.

Mengutip tulisan Reo Adi Syahputra, Kepsek SMAS Ibnu Abbas, Binaan Wahdah Islamiyah Muna di Wahdah.or.id, setan sering berhasil menjadikan manusia sebagai pengikutnya.

Hanya orang-orang ikhlas dalam ibadahnya yang selamat dari makar dan tipu daya setan. Hanya orang-orang yang beriman yang bisa menjadikan kita termasuk orang-orang beriman yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Pada akhir pembahasan tafsir surat al Mu’awwidzatain (surat an Nas dan al Falaq), Ibnul Qayyim Al Jauziyah Rahimahullahu menyebutkan rencana strategis setan. Dalam menghembuskan kejahatan dan tipuan kepada manusia.

Baca Juga: Menyoal Fenomena Mudik dan Manusia yang Penuh Persiapan

Tahap Pertama

Setan mengajak manusia melakukan perbuatan kufur dan syirik, menentang Allah dan Rasul-Nya.

Inilah yang paling diinginkan oleh setan. Dengan cara ini, setan telah berhasil menyesatkan banyak orang. Dengan cara ini, manusia dijadikan sebagai tentara dan para abdinya.

Jika setan putus asa dan tidak mampu menyeret manusia ke dalam perbuatan kufur, maka setan akan mencoba menggodanya dengan tahapan berikutnya.

Tahap Kedua

Baca Juga: Manusia Tertua Meninggal Dunia dan Berita Kesehatan Populer Lainnya

Setan mengajak manusia untuk mengamalkan perbuatan bid’ah dalam agama, baik bid’ah dalam masalah aqidah maupun amal perbuatan. Bid’ah merupakan perbuatan dosa, yang pelakunya sulit diharapkan bertaubat.

Setan memberi gambaran yang indah dalam benak manusia. Bahwa apa yang dilakukan itu merupakan kebenaran dan ahli bid’ah mempercayai bisikan setan ini.

Karena anggapan yang baik atas perbuatan bid’ah membuat pelakunya susah melepaskan diri dan bertaubat dari perbuatan yang dianggap baik ini, padahal sebenarnya menyesatkan.

Ketika berhasil menyeret seseorang ke dalam tahapan ini, maka setan akan merasa lega. Karena perbuatan bid’ah merupakan gerbang menuju kekufuran. Dan para pembuat bid’ah menjadi salah satu corong di antara propaganda iblis.

Jika setan tidak mampu menyeretnya ke dalam perbuatan bid’ah, maka dia akan menjebak dan menggiring manusia kepada tahapan ketiga.

Tahap Ketiga

Yaitu perbuatan dosa besar dengan berbagai macam variasinya. Dosa-dosa besar ini juga merupakan gerbang menuju kekufuran. Setan berhasil menjerumuskan banyak orang ke dalam dosa besar.

Manusia tenggelam dalam perbuatan maksiat, sehingga hatinya menjadi membatu, terhalang dari kebenaran. Kemudian setan menyebarkan berita tentang mereka ini di tengah masyarakat.

Setan memanfaatkan tentara dan para abdinya untuk menyebarkan perbuatan dosa ini, terutama jika perbuatan dosa ini dilakukan oleh penguasa atau orang yang diidolakan. Tujuannya supaya perbuatan-perbuatan mereka dijadikan argumen.

Sebagai misal, yaitu makan riba, mendengarkan musik, menikmati alat-alat musik dan permainan, menyetujui perbuatan bersolek, membuka wajah dan ikhtilath (campur baur) laki-laki dan perempuan, loyal dan suka kepada orang-orang kafir, LGBT, meminum khamr, dan lain sebagainya.

Dalam tahapan ini, setan berhasil menyesatkan banyak orang. Banyak manusia terkubang dalam kemungkaran-kemungkaran. Setan menghiasi amal-amal para idola ini. Sehingga mereka menjadi pioner yang mengajak ke perbuatan maksiat secara nyata, atau mungkin dengan ucapan.

Sedangkan orang yang tidak mampu digoda setan dan dijaga oleh Allah dari perbuatan dosa-dosa besar, maka setan berusaha menyeretnya ke tahap keempat.

Tahap Empat

Yaitu melakukan dosa-dosa kecil, sebagai gerbang memasuki dosa-dosa besar. Dosa-dosa kecil ini terkadang dianggap remeh oleh manusia dan tidak peduli dengan pelakunya. Padahal dosa-dosa kecil itu menyeret untuk melakukan dosa berikutnya.

Diceritakan dalam sebuah hadits dari Sahl bin Sa’d, dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika dosa-dosa itu berkumpul pada diri seseorang akhirnya akan membuatnya binasa (celaka).

Maka tidak diragukan lagi, meremehkan perbuatan dosa kecil, bisa merubah dosa kecil menjadi besar. Sebagaimana perkataan ulama salafush sholeh, tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus, dan tidak ada dosa besar jika diiringi dengan istighfar.

Sebagian yang lain mengatakan, janganlah kalian memandang kecil sebuah dosa, akan tetapi pandanglah keagungan Dzat yang kalian durhakai.

Jika setan merasa lemah dan tidak mampu menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan-perbuatan dosa ini, maka setan menggoda manusia dengan tahapan kelima.

Tahap Lima

Yaitu menyibukkan manusia dengan perkara-perkara mubah yang tidak mendatangkan pahala dan juga tidak mengakibatkan dosa. Menyibukkan perkara-perkara mubah, berarti menyia-nyiakan waktu dan usia, tidak memanfaatkannya dengan kebaikan dan perbuatan shalih.

Betapa banyak manusia tertipu dengan perkara-perkara mubah, berlebih-lebihan dalam makanan, minum, rumah, pakaian. Demi keperluan ini, manusia telah menyia-nyiakan sejumlah harta, usia dan waktu, lalai dengan kebaikan, tidak berlomba-lomba dalam kebaikan.

Sehingga perbuatan mubah ini bisa menjadi penyebab seseorang lupa kepada akhirat dan lupa melakukan persiapan untuk menyongsongnya.

Sedangkan manusia yang tidak bisa dijerumuskan dengan tahapan ini, maka setan akan mengganggunya dengan tahapan keenam.

Tahap Enam

Yaitu mengalihkan perhatian manusia dari amalan-amalan yang lebih baik kepada amalan yang dibawahnya.

Sebagai misal, seseorang akan menggunakan harta untuk hal-hal yang bernilai baik tetapi kurang. Disibukkan dengan amalan-amalan marjuh (bernilai baik tetapi kurang), sehingga (salah satu wujudnya) mempelajari ilmu-ilmu yang tidak memiliki urgensitas dan kehilangan ilmu yang banyak.

Inilah tipu daya setan. Saat setan merasa lemah dan tidak mampu menjerat sebagian manusia dalam perangkap-perangkap ini, maka setan memberikan kuasa kepada wali-walinya dan para abdinya dari kalangan jin dan manusia, serta orang yang tertipu dengan bisikannya.

Lalu mereka menghina orang-orang baik ini dengan tujuan menyakiti wali dan para kekasih Allah Ta’ala. Mereka menyiksanya dengan siksa yang buruk, seperti pembunuhan, pengusiran, kriminalisasi, penahanan, penyiksaan, penghinaan, pelecehan terhadap amalan-amalan orang-orang baik ini, sebagaimana kejadian yang dialami oleh para nabi Allah dan pengikutnya pada setiap waktu dan di semua tempat.

Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari semua makar dan tipu daya setan serta memasukkan kita semua ke dalam Jannah Firdaus.

Load More