Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 02 April 2022 | 16:26 WIB
Pohon tumbang di Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja viral di media sosial. [Foto : Istimewa/Tangkap Layar Facebook]

SuaraSulsel.id - Pohon tumbang di Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja viral di media sosial. Pasalnya, pohon ini dianggap mistis karena sempat mengeluarkan bunyi.

Pohon berusia 450 itu tumbang pada 28 Maret 2022 lalu. Namun, pemerintah dan masyarakat setempat tak berani mengevakuasinya.

Kepala BPBD Kabupaten Tana Toraja mengaku pohon baru bisa dievakuasi, Jumat, 1 April, kemarin. Sebelumnya, tak ada yang berani menyentuh karena dianggap mistis.

"Menurut warga setempat, dulu pohon itu tempat ritualnya Aluk Todolo (aliran kepercayaan animisme). Makanya dianggap keramat oleh warga setempat," kata Alfian saat dikonfirmasi, Sabtu, 2 April 2022.

Kata Alfian, sebelumnya pihaknya tidak bisa mengevakuasi pohon tersebut karena permintaan warga setempat. Selama ini mereka menganggap pohon itu keramat.

Masyarakat setempat, kata Alfian memang masih memegang teguh tradisi kepercayaan Aluk Todolo. Sehingga proses evakuasi harus melalui ritual adat terlebih dahulu.

"Ritualnya pakai ayam yang putih kakinya 10 ekor. Dipotong dan dijadikan seserahan. Kemarin warga setempat sudah melakukannya," jelasnya.

Pohon baru dievakuasi setelah dilakukan rital ma' bua. Ritual ini sebagai permintaan izin kepada yang Maha Kuasa.

Yang melakukannya juga bukan orang sembarangan. Hanya tokoh adat setempat yang dituakan alias To Minaa.

Kata Alfian, masyarakat setempat  terkadang mendengar bunyi yang muncul dari pohon tersebut. Pohon dengan nama lokal "Barana'" itu dipercaya punya kekuatan mistis.

"Dianggap mistis karena orang dulu kalau mau meminta atau mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa berdoa di bawah pohon tersebut," tukasnya.

Seperti diketahui, jalur tramsportasi antar kecamatan di kampung tersebut sempat tertutup akibat pohon tumbang itu.

Masyarakat setempat tidak berani melakukan evakuasi tanpa adanya ritual oleh To Minaa. Namun saat itu, tokoh adat To Minaa sedang sakit.

Setelah sembuh, ritual baru bisa dilakukan dengan cara memotong ayam 10 ekor. Ayam sebagai simbolis permintaan izin kepada sang maha kuasa.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More