Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 13 Maret 2022 | 18:02 WIB
Ilustrasi: Para pejalan kaki memakai masker, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Sabtu (15/1/2022). [REUTERS/Issei Kato/hp/cfo]

SuaraSulsel.id - Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar menggelar webinar. Membahas perkembangan Islam di Negeri Sakura.

Webinar menghadirkan narasumber Mamoru Hasegawa. Seorang mualaf Jepang dan Yo Nonaka dari Universitas Keio, Tokyo, Jepang.

Ketua Departemen Sastra Jepang sekaligus bertindak selaku moderator, Meta Sekar Puji Astuti, menyampaikan banyak cerita menarik dari orang-orang Jepang Muslim dan dibagikan untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan mahasiswa Sastra Jepang Unhas.

Pemaparan awal disampaikan oleh Yo Nonaka, yang menjelaskan perkembangan Islam di Jepang. Mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya.

Baca Juga: Jadi Murid Yesus, Suami Beberkan Audi Marissa Tinggalkan Islam dan Peluk Kristen

Seiring perkembangan tersebut, pendirian masjid juga terus dilakukan. Guna memfasilitasi umat Muslim untuk beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya.

Lebih lanjut, Yo Nonaka menuturkan saat ini fasilitas ramah Muslim juga sudah tersedia di beberapa tempat keramaian. Seperti tersedianya tempat salat di bandara, stasiun, maupun di department store di Jepang.

Hal tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dan industri Jepang untuk menghadirkan pariwisata Muslim.

"Selain itu, pemerintah Jepang juga sudah sangat memperhatikan permasalahan makanan halal dan sertifikasinya. Untuk dapat menarik jumlah wisatawan. Beberapa restoran telah melayani wisatawan Muslim dengan menyediakan menu dengan konsep muslim friendly," jelas Yo Nonaka.

Pada kesempatan yang sama, Mamoru Hasegawa yang merupakan seorang mualaf hadir berbagi cerita perjalanannya menjadi seorang Muslim Jepang. Sapaan akrabnya dipanggil "Hasan" yang menjadi nama islamnya saat ini.

Baca Juga: Heboh Ustaz Syafiq Riza Basalamah Larang Umat Islam Berteman Dekat dengan Non Muslim, Ini Alasannya

Menurutnya, sesuatu hal yang baru untuk dipelajari bukanlah hal yang mudah. Seperti pada ketertarikannya untuk mempelajari ajaran Islam dan saat itu masih kurang percaya diri untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut, ia bercerita bahwa lingkungan sekitarnya adalah satu alasan dirinya untuk mulai menaruh hati pada ajaran Islam.

Berteman dengan muslim lainnya di Jepang membuat dirinya lebih yakin untuk mendalami agama Islam dan siap menjadi seorang muslim dengan memutuskan bersyahadat di Masjid Akihabara.

"Masjid dan restoran halal Jepang semakin banyak. Walaupun masih terbilang minoritas, tapi dengan kebaikan yang kita berikan dapat meningkatkan citra Islam di kalangan non muslim lainnya di Jepang," kata Mamoru. (Antara)

Load More