SuaraSulsel.id - Dua anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) menjadi penghuni baru kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di Konawe Selatan-Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kepala UPTD Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Ali Bahri di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa anoa dataran rendah yang dilepas di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdiri atas satu anoa jantan dan satu anoa betina.
Menurut dia, anoa jantan yang bernama Sabtu merupakan serahan warga Desa Mowewe di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, sedangkan anoa betina yang bernama Deandra diperoleh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara.
Dia mengatakan bahwa kedua satwa endemik Sulawesi itu dilepaskan di area penangkaran di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, yang diharapkan bisa menjadi tempat mereka berkembang biak dengan baik.
Baca Juga: Mengusung Sawit di Bumi Anoa dengan Meninjau Potensi Ekspor Sawit
Ali Bahri menjelaskan, anoa dataran rendah memakan rumput dan semak serta bagian tumbuhan seperti pucuk daun, buah, dan umbi yang mengandung air. Mereka menjilat bebatuan yang mengandung garam dan mineral untuk memenuhi kebutuhan garam.
Anoa dataran rendah hidup soliter dan seperti anggota keluarga kerbau yang lain, mereka berkubang dan mandi di genangan air dan/atau lumpur.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, anoa dataran rendah merupakan mamalia endemik yang tersebar di Sulawesi bagian utara, tengah, dan tenggara.
Menurut lembaga konservasi International Union for Conservation of Nature, anoa dataran rendah statusnya terancam punah. Pemerintah juga memasukkan anoa dataran rendah dalam daftar satwa yang harus dilindungi.
Penurunan populasi anoa dataran rendah antara lain terjadi karena hutan-hutan primer di Sulawesi semakin menyempit akibat pembalakan dan konversi hutan menjadi lahan budi daya serta perburuan.
Baca Juga: Best 5 Oto: Rolls-Royce Bespoke, Panser Anoa Masuk Bursa, Klakson Mobil Pakai Suara Tabla
Anoa dataran rendah sangat membutuhkan hutan primer untuk menjelajah, berkubang, dan memenuhi kebutuhan garam. Pelestarian hutan primer sangat penting dalam upaya konservasi satwa tersebut. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta