SuaraSulsel.id - Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Agustina Andi Kambo mengatakan, wacana perpanjangan masa jabatan Presiden, Wakil Presiden, DPR RI, dan DPD melalui penundaan Pemilu 2024 diperkirakan sulit direalisasikan.
"Secara pribadi, tidak mungkin Pemilu 2024 akan ditunda. Karena akan melewati proses panjang, harus amendemen atau mengubah Undang-Undang Dasar 1945. Itu dilakukan melalui perbincangan di parlemen tidak bisa selesai dalam waktu satu dua hari," ungkap Agustina menanggapi pertanyaan saat diskusi virtual Kopi Kita difasilitasi KPU Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 28 Februari 2022.
Dosen Ilmu Politik Unhas Makassar ini menjelaskan, proses amendemen Pasal 37 UUD 1945 sebagai dasar negara tentu akan dibahas panjang, termasuk pasal-pasalnya.
Tentunya, membutuhkan waktu maupun penyampaian saran. Serta masukan dari berbagai pihak terkait termasuk keterwakilan partai politik di parlemen dan masyarakat.
Menurut dia, penundaan Pemilu 2024 tidak mudah diformulasikan bagi kelompok tertentu yang punya kepentingan. Beserta oligarki penguasa yang saat ini sedang berjalan. Dalam memperpanjang masa jabatannya. Karena sifatnya akan mengubah konstitusi landasan Undang-undang Dasar.
Selain itu, kata Agustina, apa urgensi pembenaran penundaan Pemilu 2024 secara tiba-tiba. Apakah betul alasan itu murni datang dari masyarakat atau datang hanya dari segelintir orang maupun kepentingan para elitis. Sehingga dibuat agenda untuk tujuan memperpanjang masa jabatan.
Sejauh ini, katanya, belum ada gejolak maupun masukan murni dari masyarakat terkait wacana itu. Kecuali dimobilisasi atau diarahkan kelompok tertentu. Untuk mendorong wacana tersebut dilanjutkan. Karena, parlemen sejatinya bagian dari representasi hubungan negara dengan masyarakatnya.
"Kita berharap tidak terjadi perubahan amendemen UUD 1945. Kita merasa dengan dua kali sudah cukup, kalau sampai tiga kali, apa bedanya dengan dominasi parpol. Isu ini dihadirkan segelintir orang untuk memperpanjang masa jabatan, tetapi tentunya agak sulit direalisasikan," ungkap Agustina.
Penundaan Pemilu 2924, lanjut dia, akan merugikan sejumlah pihak, terutama penyelenggara Pemilu 2024 bersama pemerintah maupun DPR RI yang sudah menetapkan jadwal pada tahun 2024. Kalaupun penundaan pemilu dipaksakan, maka KPU, Bawaslu, dan DKPP harus duduk bersama. Sehingga jangan sampai terjadi perbedaan pendapat.
Baca Juga: JK Tak Setuju Penundaan Pemilu 2024: Kalau Kita Tidak Taat Konstitusi, Maka Negeri Ini Akan Ribut
Kalau pemerintah mengintervensi untuk menunda Pemilu 2024 bersama parlemen, maka KPU bukan lagi lembaga independen. Karena, kewenangan KPU sebagai lembaga independen menentukan layak atau tidaknya penundaan itu didasari banyak persoalan.
"Serahkan kepada penyelenggara. Sehingga proses Pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik, bermartabat, berintegritas, dan dijaga dengan baik. Tidak boleh ada unsur kepentingan suka atau tidak suka, tapi bagaimana untuk kebaikan bersama," paparnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Menyamar jadi TNI AL, Napi Peras Korban Ratusan Juta dari Dalam Sel
-
Ditenggelamkan Hidup-Hidup, Siapa Andi Makkasau Berani Lawan Penjajah?
-
Brutal! Massa Bersenjata Serang Polres Mamberamo Raya, Polisi Terluka dan Kendaraan Hancur
-
Hakim Tebus Ijazah Terdakwa Anak: Kisah Haru di Ruang Sidang PN Makassar
-
Kontrak Singkat, Tekanan Berat: Apa yang Diharapkan PSM dari Pelatih Baru Tomas Trucha?